Sintren, Tarian Mistis dari Cirebon yang Semula Digunakan untuk Mengelabui Belanda

Uyung Nuha
Penari Sintren. (Foto: cirebonkota.go.id)

Saat penari pingsan ini ki dukun akan sigap menyadarkannya dengan mantra-mantra yang dibacakan. Setelah siuman, Nyi Putri akan kembali menari. Prosesi diakhiri dengan gerakan Temohon.
Gerakan Temohon yaitu penari akan mendatangi penonton yang hendak memberikan uang sebagai ucapan terima kasih.

Dalam prosesi Tari Sintren itu ada dua hal yang menonjol yaitu kurungan ayam atau Ranggap dan uang. Kurungan ayam yang berbentuk melengkung menggambarkan fase kehidupan manusia.

Dalam hidup, ada kalanya manusia di atas namun ada pula saat-saat manusia di bawah. Hal ini akan mengingatkan manusia terhadap dari dan ke mana mereka berasal, atau yang oleh masyarakat Jawa disebut “sangkan paraning dumadi”.

Berikutnya adalah uang. Uang dilemparkan oleh para penonton saat Nyi Putri menari. Anehnya, saat dilempar uang penari justru jatuh pingsan. Hal ini menjadi pengingat bagi manusia agar tidak terlalu mendewakan duniawi dalam hidup.

Pingsannya penari mengingatkan penonton bahwa serakah terhadap dunia justru akan membuat manusia jatuh.

Editor : Miftahudin

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network