Akibat faktor cuaca dan kelelahan, dari 54 bhante yang mengikuti thudong, kini hanya tersisa 32. Mereka berasal dari Thailand, Laos, Myanmar, Indonesia hingga Malaysia.
" Kami sering melaksanakan ritual keagamaan thudong. Tetapi sempat berhenti karena ada covid-19," kata Bhante Wawan.
Bhante Wawan menambahkan, ritual thudong juga sekaligus mengenalkan peninggalan Buddha di sepanjang perjalanan yang dilalui.
" Sekaligus menjadi pencerahan membuka mata kepada kaum Buddhis di Indonesia. Bahwa biksu hutan sebenarnya masih ada, meski jumlahnya sedikit" ungkapnya.
Banthe Wawan mengaku saat melintasi Indonesia rasa toleransi umat beragama sangat tinggi, penyambutan di Indonesia adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata, Apalagi setelah melewati Indramayu dan masuk Cirebon, Umat muslim dan nonmuslim juga turut menyertai perjalanan bhante di sepanjang perjalanan.
"Di Indonesia sangat luat biasa. Umat Budhhis, Umat Islam menjunjung tinggi toleransi,apalagi saat singgah di Indramayu dan Cirebon " tandasnya.
Editor : Miftahudin