MAJALENGKA,iNewsCirebon.id - Desa Mati di Indonesia, Ternyata 40 Rumah Sudah Tak Ada Penghuninya, Belakangan terakhir Kabupaten Majalengka jadi sorotan. Sebab terdapat video yang memperlihatkan desa mati tak berpenghuni viral di media sosial.
Rumah dan desa tersebut sudah ditinggalkan oleh warganya sekitar 2010 silam. Hal itu karena tanah yang ada di sekitar desa itu rawan longsor sehingga warganya dialokasikan ke tempat lain.
Singgah ke Desa Ini seperti Kembali ke Tahun 1980-an, Tidak ada Listrik dan Gadget
Dalam akun YouTube Sang Penjelajah Amatir melakukan ekspedisi ke desa yang diketahui bernama Desa Cibuak, Mulyasari, Kabupaten Sumedang. Dalam video berdurasi 23:17 menit itu dia membagikan kondisi desa dan juga rumah warga yang sudah tidak berpenghuni.
Lantas, seperti apa yah suasana Desa Sidomukti yang sudah ditinggalkan oleh warganya sejak 2010 silam? Berikut ulasannya,Senin (7/11/2022).
1. Suasana desa yang tenang
Akses menuju Desa Cibuak harus melewati satu jalan yang tidak terlalu besar. Sepanjang jalan terdengar sunyi hanya suara tonggeret dan hewan lainnya. Menurut pemilik akun tersebut, desa itu terasa sangat sejuk dan masih sangat asri. Di area kampung masih dikelilingi pepohonan yang rindang. Ada sungai kecil yang mengelilingi desa tersebut dan airnya masih jernih. Udara di tempat ini sangat segar karena jauh dari polusi.
2. Rumah warga masih berdiri kokoh
Terdapat sekitar 40 rumah yang ada di desa itu, ditinggalkan oleh pemiliknya. Dari video tersebut, terlihat banyak rumah yang sudah tidak berpenghuni. Meski sudah terlihat lapuk, namun beberapa rumah masih terlihat kokoh. Bahkan, ada beberapa rumah yang bagian dalam rumahnya masih utuh, seperti kursi dan meja, dan lain sebagainya
3. Alasan warga meninggalkan desa
Menurut narasi yang disebutkan oleh YouTuber tersebut, desa itu ditinggalkan oleh warganya karena rawan longsor. Desa itu kosong sejak 2010 hingga saat ini. Seorang tokoh masyarakat, Entis mengatakan, dulunya desa itu sangat maju, namun pada 2009 dan 2010 terjadi longsor hingga akhirnya warga diminta untuk pindah oleh pemda setempat.
"Pengamat tanah datang dari pemda, kampung ini tidak layak ditinggalkan karena bahaya. Jadi warga ninggalin kampung ini tahun 2010, terus mereka mengungsi ke keluarga masing-masing," ujarnya.
Editor : Miftahudin