CIREBON, iNews.id - Sekalipun secara komoditas kebutuhan pangan berada di pasaran masih tetap terjaga, stabil. Akan tetapi, selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kenyatanya menurunkan tingkat konsumsi masyarakat.
"Dalam hal keterjagaan dan kesetabilan harga komoditas masyarakat kami selalu melakukan koordinasi dengan TPID. Bahkan, untuk volatile food sendiri mengalami penurunan. Namun, itu belum dapat direspon pasar, dikarenakan daya beli masyarakat menurun," tutur Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) wilayah Cirebon, Bakti Artanta pada sela kegiatan vaksinasi massal yang diselenggarakan OJK dan BI di Ball Room Prima Hotel Cirebon, kemarin.
Lanjut Bakti, penurunan harga volatile food menjadikan tingkat inflasi tidak terlampau tinggi. Hal itu, juga dikarenakan dari inti maupun harga untuk berbagai komoditas sebagai penyumbang inflasi tertinggi masih bisa terjaga dengan baik.
"Akan tetapi itu kembali lagi pada persoalan sebelumnya. sekalipun dari sisi volatile food mengalami deflasi (Penurunan Harga), namun konsumsi masyrakatnya terlihat menurun," ujanya.
Menurutnya, berbeda dengan kondisi sebelum dibelakun PPKM, daya beli dan konsumsi masyararakat yang masih mengalami kenaikan.
"Pada saat PPKM, dengan masyarakatnya tidak bisa leluasa bereproduktif (Usaha), termasuk perusahaan-perusahan juga tidak sedikit mengurangi hasil produksinya, secara otomatis ini pun mengurangi pendapatan, dan daya beli masyarakatnya itu sendiri," tandasnya.
Lebih lanjut Bakti mengungkapkan, dengan ditutupnya beberapa pusat perbelanjaan atau mall, serta adanya pembatasan jam operasional di restoran dan swalayan, telah berpengaruh juga terhadap banyaknya para pekerja dirumahkan sementara."Nah ini juga pengaruhnya terhadap daya beli yang menurun," ulasnya.
Mengenai sektor usaha mana saja masih berjalan pada masa PPKM ini, Bakti mengatakan, sektor usaha yang masih berjalan pada saat ini seperti sektor usaha informasi, komunikasi, dan farmasi.
"Kalau yang terdampak itu seperti angkutan, pergudangan. Sedangkan, bagi sektor pertanian mungkin masih stabil. Bahkan dari hasil survai yang kita lakukan masih ada dari beberapa industri dari wilayah Cirebon ini yang melakukan ekspor produknya, sekalipun sebelumnya sempat mgerem terlebih dahulu," katanya.
Lebih lanjut Bakti mengatakan, pihaknya sangat berharap pada kegiatan vaksinasi massal yang gencar dilakukan tidak hanya oleh OJK dan Bank Indonesia, serta intutusi pemerintahan daerah yang lainnya, senantiasa bisa kembali menumbuhkan ekonomi daerah."Karenanya, dari kegiatan vaksinasi massal yang kami laksanakan bersama OJK inipun dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah," tambah Bakti.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait