JAKARTA, iNews.id - Pemecatan mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu mengundang pertanyaan publik, banyak yang mempertanyakan latar belakang pemecatan itu.
Diduga pemecatan itu berawal dari perseteruan Terawan dengan IDI yang memiliki daftar yang panjang.
Diawali pada 2015, Terawan dan IDI berseteru karena terapi "cuci otak" (Brainwash) yang dilakukannya.
Terapi cuci otak merupakan inovasi metode medis Terawan yang kala itu menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto serta Dokter Kepresidenan Republik Indonesia.
Terawan mulai memperkenalkan inovasi itu sejak 2004 dan mulai banyak peminat tahun 2010. Cuci otak adalah istilah lain flushing atau Digital Substraction Angiography (DSA) yang dilakukan Terawan untuk melancarkan peredaran darah di kepala.
Cara ini diklaim berhasil menangani berbagai pasien yang mengalami stroke. Terawan mengklaim 40 ribu pasien telah mencoba pengobatannya.
Yang menjadi persoalannya, IDI merasa terapi cuci otak menggunakan alat DSA yang dilakukan Terawan belum teruji secara ilmiah.
Selain itu, Terawan juga melakukan publikasi dan promosi masif dengan klaim kesembuhan di media.
Editor : Miftahudin