get app
inews
Aa Read Next : Mitos Batu Lawang Cirebon, Kisah Sunan Bonang Mengeluarkan Ular Welang di Tubuh Nyi Mas Gandasari

Kisah Nyi Mas Gandasari, Putri Cantik yang Jadi Panglima Perang Melawan Kerajaan Galuh

Rabu, 14 Desember 2022 | 15:34 WIB
header img
Kisah Nyi Mas Gandasari, patri cantik yang jadi Panglima perang melawan kerajaan galuh. Foto: Istimewa.

JAKARTA, iNewsCirebon.id Kisah Nyi Mas Gandasari, patri cantik yang jadi Panglima perang melawan kerajaan galuh. Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari disebut berasal dari Aceh, adik dari Tubagus Pasei atau Fatahillah, putri dari Mahdar Ibrahim bin Abdul Ghafur bin Barkah Zainal Alim. 

Nyi Mas Gandasari juga dipercaya bernama asli Muthmainah atau Nyi Muthmainah, merupakan puteri angkat Raja Caruban Larang, Sri Mangana. Ketika kecil Nyi Mas Gandasari diajak serta oleh Ki Ageng Selapandan, dan diangkat sebagai anak, saat sepulangnya menunaikan ibadah haji ke Makkah.

Fisik Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari memiliki tinggi, melebihi rata-rata gadis Sunda kebanyakan, matanya bulat indah dengan bulu mata lebat, wajahnya bulat, dan hidungnya mancung. Dari ibunya, dia mewarisi darah Hindustan dan Mongolia. 

Leluhurnya adalah keturunan Jenghiz Khan, penakluk Hindustan dan pendiri Dinasti Moghul. Sedang dari ayahnya, mengalir darah Arab-Hindustan-Campa. 

Darah Campa berasal dari nenek sang ayah, seorang Muslimah asal Campa yang tinggal di Malaka. Karena adanya campuran darah inilah, Nyi Mas Gandasari jadi berbeda dengan wanita Sunda kebanyakan.

Lantas bagai mana kisah dari Nyi Mas Ratu Ayu Gandasari?. Dikutip dari Sindonews.com, berikut kisah Nyi Mas Gandasari, patri cantik yang jadi Panglima perang melawan kerajaan galuh.

Kisah Nyi Mas Gandasari:

1. Menghadapi Prabu Chakraningrat

Sri Mangana mengutus Nyi Mas Gandasari untuk mewakilinya berunding dengan Raja Galuh. Saat itu, Nyi Mas Gandasari diminta menemui Prabu Chakraningrat. Nyi Mas Gandasari lalu berangkat dengan ditemani Ki Waruanggang, Ki Tameng, Ki Tedeng, dan Ki Sukawiyana.

Rombongan Nyi Mas Gandasari tiba dari sisi selatan. Mereka disambut prajurit bersenjata lengkap. Namun, para prajurit yang kebanyakan pria itu hanya terbengong-bengong melihat kecantikan Nyi Mas Gandasari.

Meski demikian, mereka tetap waspada memperhatikan Nyi Mas Gandasari beserta rombongannya. Tanpa kesulitan, akhirnya Nyi Mas Gandasari berhasil menemui Prabu Chakraningrat yang saat itu sudah paruh baya.

Sama dengan prajuritnya, Prabu Chakraningrat begitu terpesona dan birahinya langsung menutupi akal pikirannya. Dia menjadi lengah dan hanya bisa memikirkan birahinya. 

Tanpa disangka, mereka terkena sihir Nyi Mas Gandasari. Prabu Chakraningrat baru sadarkan diri saat melihat Nyi Mas Gandasari berbalik badan dan mengambil kandaga emas di Paninggih. 

Tetapi dia sudah terlambat, karena secepat kilat pukulan Nyi Mas Gandasari menghantam. Terkena pukulan telak, Prabu Chakraningrat langsung jatuh tersungkur. Nyi Mas Gandasari langsung melompat keluar bersama para prajurit yang mengawalnya. 

Sedang prajurit Rajagaluh tidak berdaya menghadapi kesaktian mereka. Sebenarnya, misi kedatangan Nyi Mas Gandasari bukan untuk berdamai. 

Tetapi mengambil kandaga emas berisi abu jenazah guru Prabu Chakraningrat yang dimasukkan ke dalam cupu emas berbentuk ular yang disebut oray mas.

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut