“Itu kita perkenankan mereka mengambil untung dengan harga paling mahal Rp9.450 per kilogramnya atau Rp47.250 per 5 kilogram. Tapi kita perkirakan mereka tidak sampai di situ. Ambil untungnya pedagang itu kecil,” jelasnya.
Lebih lanjut, Budi juga menjelaskan, adanya kemungkinan petani menahan penjualan beras akibat adanya kemungkinan gagal panen di musim kemarau dan kenaikan harga yang bisa terjadi. Sehingga, BULOG turun untuk mengamankan harga di pasar.
“Mereka sudah menghitung. Sawahnya kemungkinan ada kekeringan. Ada potensi harga naik. Makanya disimpan. Untuk itu kita turun,” lanjutnya.
Sementara itu, untuk waktu pendistribusian, Budi mengungkapkan, BULOG Cabang Cirebon kini sudah mengemas 10 ton beras medium menjadi kemasan 5 kilogram sebagai tahap awal. Nantinya, beras itu disasar kepada konsumen akhir atau masyarakat.
“Kita lihat kebiasaan masyarakat rata-rata membeli dengan kemasan 5 kilogram. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa distribusikan untuk mengamankan harga di pasar," Pungkasnya
Editor : Miftahudin