Puan mengakui awalnya panik melihat banyaknya orang yang berdatangan ke rumahnya dengan kondisi luka-luka. Mereka awalnya hanya diberi pengobatan seadanya dengan peralatan PPPK yang ada di rumah Kebagusan.
Namun ia bersyukur banyak mendapatkan pertolongan, salah satunya adalah dari sejumlah dokter yang mengobati para korban luka.
" Akhirnya ada simpatisan yang dokter datang kesitu ngobatin mereka,” kata Puan.
Selama kondisi genting itu, Puan diberi tugas khusus.
Sementara ayah dan ibunya sibuk dalam urusan politik, Ia diberi tugas untuk menyiapkan makanan bagi para simpatisan yang berkumpul di rumah Kebagusan.
Puan yang saat itu masih sangat belia awalnya kebingungan mendapatkan tugas ini.
" Masak apa yang cepat untuk orang sebanyak ini. Kita kan punya peralatan kecil," kata Puan.
Akhirnya Puan pun meminta pembantu di rumahnya untuk memasak nasi dan sayur sop. Menu itu dipilih karena selain mengenyangkan juga bisa untuk banyak orang.
Namun, pada akhirnya banyak bantuan makanan dari berbagai pihak yang datang ke Kebagusan.
" Alhamdulilah tanpa diminta banyak orang yang nyumbang, dari siapa-siapa saya juga enggak tau. Ada beras, pisang, tempe, tahu dan sebagainya. Di tengah kesusahan kita masih banyak orang baik yang mau datang untuk menolong,” kenang Puan.
Editor : Miftahudin