Perjalanan Hidup Kho Ping Hoo, Penulis Cerita Silat Legendaris yang Karyanya Tak Usang Dimakan Waktu
Uniknya, Ping Hoo ternyata belum pernah berkunjung ke negeri tirai bambu itu dan tidak bisa berbahasa mandarin, namun dalam cerita silatnya ia mampu dengan baik mendeskripsikan lokasi dan keadaan Cina daratan.
Anehnya lagi, ia bisa menggambarkan banyak detail tentang budaya masyarakat Cina dengan baik. Semua detail dalam tulisannya, ia peroleh dari kegemarannya membaca.
Di lain sisi, ketidakmampuannya membaca dalam bahasa mandarin membuat dirinya tidak dapat mengakses sumber-sumber sejarah negeri Tiongkok berbahasa mandarin, sehingga banyak fakta historis dan geografis Tiongkok dalam ceritanya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, karya Kho Ping Hoo akan membingungkan bagi yang mengerti sastra atau sejarah Tiongkok yang sebenarnya.
Meski demikian, Kho Ping Hoo tetap merupakan penulis cerita silat yang sangat populer di Indonesia. Ia telah mengilhami banyak penulis dalam melahirkan karya.
Perannya bagi kehidupan sastra di Indonesia memiliki pengaruh yang kuat terutama dalam memotivasi penulis-penulis pribumi untuk membuat jenis cerita yang sama, yaitu silat.
Mereka yang mengikuti jejaknya antara lain S.H. Mintardja, Herman Pratikto, dan Arswendo Atmowiloto.
Meski Kho Ping Hoo telah meninggal dunia pada 22 Juli 1994 di usianya yang ke-67 tahun, namun karya-karyanya selalu dikenang hingga sekarang.
Itulah kisah perjalanan hidup Kho Ping Hoo, penulis cerita silat legendaris Indonesia yang karyanya tak pernah usang dimakan waktu seperti yang dilansir dari TikTok @rinnybudoyo.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait