Perjalanan Hidup Kho Ping Hoo, Penulis Cerita Silat Legendaris yang Karyanya Tak Usang Dimakan Waktu
Kemudian Kho Ping Hoo kembali ke Sragen dan bergabung dengan Barisan Pemberontak Tionghoa.
Pada tahun 1945, saat dirinya menginjak usia 19 tahun Ping Hoo memutuskan menikah dengan sepupunya Ong Rose Hwa atau Rosita Sukowati. Pasangan suami istri ini kemudian pindah ke Kudus dan Ping Hoo bekerja sebagai mandor di sebuah perusahaan rokok.
Ada satu peristiwa yang sangat membekas dalam ingatannya yakni saat ayahnya duduk di pinggir jalan sedang meminta-minta. Hal itulah yang mendasari Kho Ping Hoo menjadi seorang pekerja keras.
Pada suatu ketika ayah Kho Ping Hoo sakit keras, namun karena berasal dari keluarga miskin sehingga ia tidak mampu membayar biaya pengobatan. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan uang dengan cara pintas yakni mengemis. Tentu saja keadaan itu tak bisa diterimanya, mengingat ayahnya merupakan seorang guru silat.
Sebagai anak laki-laki pertama atau anak kedua dari 12 bersaudara, Ping Hoo merasa harus bertanggungjawab atas kejadian yang menimpa ayahnya. Ia punya kewajiban untuk mencari uang kontan karena tidak mudah untuk bisa mendapatkan uang secara langsung dari perusahaan.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait