CIREBON, iNewsCirebon.id - Desa tanpa kaum pria merupakan salah satu fakta unik Desa Umoja di Kenya. Desa Umoja menjadi viral di TikTok karena di desa ini tidak ada penduduk pria, hanya dihuni oleh wanita.
Desa Umoja menjadi destinasi wisata yang terkenal di Kenya karena keunikan dan ciri khasnya. Lalu apa saja fakta unik lainnya dari Desa Umoja? Yuk simak informasi berikut ini.
Fakta Unik Desa Umoja di Kenya
1.Tidak Ada Penduduk Pria
Desa Umoja terletak di Distrik Samburu, Kenya Utara, dekat dengan kota Archers Post. Desa ini memiliki keunikannya tersendiri. Di desa ini hidup lebih dari 50 wanita dan 200 anak-anak, tanpa ada pria.
Tujuan didirikannya Desa Umoja adalah sebagai rumah bagi perempuan korban kekerasan seksual dan pemerkosaan. Serta menjadi tempat tinggal untuk wanita yang melarikan diri dari kawin paksa.
2.Asal Usul Didirikannya Desa Umoja
Desa Umoja didirikan oleh Rebecca Lolosoli, perempuan dari Suku Samburu, 30 tahun lalu. Rebecca mengalami trauma setelah mengalami pendarahan usai disunat, sebagai tradisi di suku tersebut.
Rebecca juga tergugah dengan nasib perempuan di sukunya, karena hanya dianggap sebagai properti pria. Saat itu, dia berjumpa dengan Jane Noomungen Lengope, yang tinggal di dekat pangkalan latihan tentara Inggris.
Jane dilecehkan oleh salah satu tentara Inggris. Bukannya mendapatkan pembelaan dari keluarga, dia justru diusir dan harus bekerja untuk bertahan hidup.
Kemudian, mereka berjumpa dengan 13 perempuan korban pemerkosaan tentara Inggris lainnya dan sepakat untuk membangun desa Umoja Uaso dengan bantuan Kementerian Kebudayaan, Warisan, dan Pelayanan Sosial Kenya.
3.Makna Desa Umoja
Kata Umoja berasal dari bahasa Swahili yang artinya bersatu. Desa ini menjadi lambang persatuan para wanita luar biasa dan suaka bagi mereka korban kekerasan, pelecehan, dan diskriminasi.
4.Terdiri dari 50 Keluarga
Beberapa anggota pertama Umoja berasal dari desa terpencil Samburu yang tersebar di Lembah Rift. Angka pastinya naik turun, tetapi yang terbesar, desa unik di Kenya ini telah menjadi rumah bagi sekitar 50 keluarga yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mereka.
Mereka terus mendidik penduduknya tentang hak-hak perempuan dan kekerasan berbasis gender.
5.Rumah Tradisional yang Unik
Masyarakat Umoja tinggal di rumah tradisional bernama manyatta yang dibangun dari daun lontar, kayu, campuran tanah, dan kotoran sapi di padang rumput. Rumah manyatta juga dikelilingi pagar dan kawat berduri.
6.Mandiri dengan Berjualan Kerajinan Tangan
Sebagian besar wanita Umoja bekerja sebagai pengrajin manik-manik dan kerajinan tangan lainnya. Selain itu, Desa Umoja juga memiliki pendapatan dari sektor pariwisata. Wanita Umoja sangat terbuka pada orang-orang yang ingin mempelajari tentang tujuan, dan visi mereka.
7.Memiliki Beragam Project
Tak hanya sebagai rumah pelindung bagi wanita Samburu, Desa Umoja juga memiliki berbagai project yang menginspirasi dunia. Dilansir dari laman Umoja Women, beberapa project tersebut seperti kampanye anti-FGM (pemotongan kelamin wanita), program beasiswa, membangun Umoja Muehlbauer Academy, hingga berkebun.
8.Mempunyai Sekolah
Sebanyak 10 persen dari hasil penjualan kerajinan tangan itu disumbangkan untuk pajak pengelolaan kebutuhan pokok desa, khususnya sekolah. Mereka membangun sekolah dasar, yang mampu menampung 50 siswa, dan juga sekolah perawat.
9.Pohon Pidato
Seluruh keputusan adat di Desa Umoja akan dibicarakan di bawah pohon pidato dan Rebecca Lolosoli bertindak sebagai pemimpin. Meski demikian, semua warga di Desa Umoja memiliki kedudukan yang setara.
10.Sering Dikunjungi Wisatawan
Wisatawan yang ingin mengunjungi Desa Umoja akan dikenakan biaya masuk. Wisatawan yang berkunjung juga dapat membeli perhiasan manik-manik dan kerajinan tangan lainnya yang dibuat oleh para wanita Samburu.
Terletak sekitar satu kilometer dari Umoja terdapat tempat perkemahan dimana banyak turis menginap ketika mengunjungi kawasan ini untuk menjelajahi suaka margasatwa Maasai Mara yang terkenal.
Nah, demikianlah sekumpulan fakta unik Desa Umoja di Kenya. Menarik bukan?
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta