KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Kemenyan manjadi salah satu tradisi yang tidak bisa dilepaskan dalam setiap kali kegiatan adat termasuk dalam pelaksanaan demokrasi di tingkat desa atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pemilihan Kuwu (Pilwu).
Menjelang Pelaksanaan Pilwu serentak di Kabupaten Cirebon, berbagai upaya dilakukan oleh calon Kuwu yang bertarung untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat desa tersebut.
Selain upaya sosialisasi yang dilakukan Calon Kuwu, para calon Kuwu juga biasanya menggunakan unsur kemenyan sebagai salah satu upaya agar tidak diserang oleh pihak lawan lewat jalur magis.
"Membakar kemenyan adalah salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Cirebon, mana kala mau menjalankan hajat apapun, membakar kemenyan tidak pernah lepas," ujar Sukirno, salah satu warga Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, saat ditemui, Sabtu (19/11/2021).
Sukirno juga mengatakan, untuk bisa memenuhi hajatnya dan terpilih sebagai Kuwu, biasanya calon Kuwu tidak hanya menggunakan media membakar kemenyan saja, tapi ada juga yang menggunakan media ayam jantan (jago).
"Masyarakat mempercayai kalau ayam yang sering bersuara maka calon itu akan menang, dan begitu juga sebaliknya," katanya.
Sukirno sendiri sebenarnya tidak terlalu percaya dengan hal-hal yang berbau mistis itu, dirinya berharap masyarakat tidak terlalu jauh mempercayai hal-hal yang tabu. Dan mengembalikannya kepada Tuhan yang maha esa, karena jadi tidaknya seseorang menjadi Kuwu itu sudah ditakdirkan namun kita semua tidak mengetahui takdir itu.
Editor : Miftahudin