get app
inews
Aa Read Next : Biografi KH Abdul Chalim Leuwimunding: Demi RI Merdeka, Jalan Kaki 14 Hari ke Surabaya Dirikan NU

12 Bangunan Bersejarah yang Masih Kokoh Berdiri, Nomor 2 Jadi World Heritage

Rabu, 31 Agustus 2022 | 08:31 WIB
header img
12 Bangunan Bersejarah yang Masih Kokoh Berdiri, Nomor 2 Jadi World Heritage. Foto : dok. iNews.id

 

3. Museum sejarah Jakarta

Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya, yaitu Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah. Museum ini dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn tahun 1707. Pembangunan selesai tiga tahun kemudian pada tahun 1710. Bangunan ini awalnya merupakan Balai Kota Batavia, tempat Gubernur Jenderal bertugas. Museum Sejarah Jakarta diketahui memiliki arsitektur dan desain yang sengaja dibuat menyerupai Istana Dam. 

4. Gereja Katedral

Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya, yaitu Gereja Katedral. Gereja ini diresmikan pada tahun 1901 dan dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur neo gotik dari Eropa. Gereja ini diarsiteki oleh Pastor Antonius Dijkmans. Namun baru 7 bulan pembangunan sempat terhenti. Marius J Hulswit akhirnya melanjutkan pembangunannya tanpa mengubah blueprint dari Pastor Antonius.

Gereja yang bernama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga ini meskipun memiliki gaya arsitektur khas Eropa, pada kenyataannya berbeda dengan gereja di Eropa. Jika gereja Katedral pada umumnya menggunakan batu alam, Gereja Katedral Jakarta justru menggunakan batu bata. Meskipun telah berusia lebih dari 100 tahun, sudah terbukti bahwa bangunan Gereja ini sangat kokoh.

5. Masjid Istiqlal

Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri di Indonesia berikutnya yaitu Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal merupakan sebuah bangunan yang memiliki berbagai nilai penting bagi kesejarahan bagi bangsa Indonesia. Selain nilai sejarah, Masjid Istiqlal merupakan sebuah bangunan bersejarah yang memiliki nilai ilmu pengetahuan, pendidikan, dan keagamaan. 

Masjid Istiqlal merupakan masjid Negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara. Rencana pembangunan Masjid Istiqlal juga datang dari keinginan para pemuka agama supaya umat Islam memiliki pusat tempat ibadah di ibu kota Jakarta. 

Sekitar tahun 1944, beberapa ulama dan tokoh-tokoh Islam berkumpul di kediaman Soekarno di Pegangsaan Timur 56 yang sekarang disebut Jalan Proklamasi untuk meminta izin mendirikan Masjid Agung di Jakarta. Usulan itu disambut baik oleh Sukarno, tetapi masih sangat sulit dilaksanakan karena Jepang masih berkuasa di Indonesia.

Pada awal tahun 1950-an, keinginan tersebut timbul kembali. Atas prakarsa Menteri Agama Wahid Hasyim dan Anwar Tjokroaminoto dari Sarekat Islam, lebih dari 200 orang tokoh Islam di Indonesia berkumpul di Gedung Pertemuan Umum Deca Park, Medan Merdeka Utara. Pada tahun 1954, mereka berhasil membentuk suatu susunan pengurus Yayasan Masjid Istiqlal dengan Anwar Tjokroaminoto sebagai ketua pertama.

6. Gedung Balaikota Lama

Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya yaitu Gedung Balaikota Lama. Bangunan ini terletak di Jalan Balai Kota Nomor 1, Kota Medan dan masih bisa berdiri kokoh meskipun telah berusia lebih dari satu abad.

Sama halnya dengan Gereja Katedral Jakarta, arsitek gedung ini adalah Hulswit dan dibangun pada tahun 1906. Seperti halnya bangunan Belanda lainnya, gedung balai kota ini juga mengadopsi gaya arsitektur Eropa.

Pada kurun waktu tahun 1945 hingga 1990, gedung ini berfungsi sebagai Balai Kota Medan. Namun kini, Gedung Balaikota Lama sudah menjadi bagian dari hotel dan difungsikan sebagai restoran.

7. Lawang Sewu

Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya yaitu Lawang Sewu. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Lawang Sewu dibangun sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini memperlihatkan kemegahan dan kegagahannya sebagai salah satu bangunan peninggalan Belanda.

Bangunan ini disebut Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki banyak pintu, meskipun pada kenyataannya pintu bangunan ini tidak mencapai seribu. Setelah kemerdekaan. bangunan kuno ini dipakai untuk Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.

Lawang Sewu terkenal dengan suasana yang angker, bahkan menjadi destinasi wisata mistis. Namun sejak pemerintah Semarang melakukan pemugaran besar-besaran, gedung ini menjadi destinasi wisata wajib di Semarang yang menakjubkan.

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut