Perlu diketahui, kata “ungu” disini bukan merujuk pada sebuah warna istana, melainkan Bintang Utara. Bintang Utara memiliki makna tersendiri, yaitu rumah bagi Putra Surga.
Sementara itu, kaisar China menganggap dirinya sebagai rekan Putra Langit yang ada di Bumi. Sehingga kaisar membangun Kota Terlarang menghadap ke arah Utara.
Meski memiliki sebenarnya bernama “Kota Terlarang Ungu”, namun warna dari bangunan istana cenderung berwana merah dan kuning.
Alasannya karena warna merah dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan.
Sementara warna kuning dianggap sebagai simbol kekuatan tertinggi dan hanya digunakan oleh keluarga kekaisaran pada masa Dinasti Ming dan Qing.
Kaisar terakhir yang meduduki istana ini adalah Kaisar Puyi yang saat itu baru berusia 5 tahun. Sayangnya, sang kaisar digulingkan pada 1924.
Mulai tahun 1925, Kota Terlarang bukan menjadi tempat tinggal kaisar, namun berubah fungsi menjadi Museum Istana yang dibuka untuk umum dan namanya pun berubah menjadi Goo-gong yang berarti bekas istana atau jantung istana Cina.
Jutaan wisatawan lokal maupun mancanegara mendatangi bekas istana tersebut tiap tahunnya.
Tujuannya adalah untuk melihat koleksi keramik, lukisan, kaligrafi, arloji, batu giok, buku kuno, dan dokumen sejarah lainnya yang tersimpan rapih di Kota Terlarang.
Editor : Miftahudin