LUMAJANG, iNewsCirebon.id - Setelah seorang ibu meninggal dunia usai mendengar suara sound horeg, kini giliran jumlah pasien di poli telinga RSUD Haryoto Lumajang melonjak.
Berdasarkan data RSUD Hartoyo Lumajang, adanya tren kenaikan pasien di poli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).
Terutama pasien mengeluhkan gangguan pada telinga mereka, ini diduga berkaitan dengan maraknya perhelatan karnaval dengan sound horeg.
Peningkatan jumlah pasien yang mengeluhkan gangguan pada telinganya ini disampaikan oleh Dokter Spesialis THT di RSUD Dokter Haryoto Lumajang, Aliyah Hidayati.
Dia menegaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir jumlah pasien THT terutama yang mengeluhkan gangguan telinga meningkat. Rata-rata di antara mereka mengalami gangguan pada telinga akibat dari suara keras sound horeg.
"Jumlah pasien gangguan telinga meningkat akibat suara keras dari sound horeg. Setelah kami telusuri setelah dari acara sound," kata Aliyah, Kamis (7/8/2025).
Aliyah juga menyatakan bahwa pasien yang datang ke rumah sakit itu mengeluhkan gangguan pada telinganya setelah tetangganya menyewa sound horeg saat acara hajatan.
"Pasien THT juga dimungkinkan karena sebelumnya ada gangguan telinga kemudian ada tetangganya hajatan menyewa sound horeg sehingga memperparah kondisi gangguan telinga," terang Aliyah.
Lantas, masihkah pemerintah setempat diam saja? Sudah ada korban jiwa dan banyak masyarakat yang dirugikan.
Jangan sampai sound horeg yang difatwa haram oleh MUI Jawa Timur, mendapat kebebasan yang kebablasan, sehingga membunuh banyak warga yang tidak bersalah.
Masyarakat yang minim pendidikan dan awam ilmu agama, harus diberikan pengetahuan agar mereka sadar bahwa sound horeg tidak ada manfaatnya dan penuh dengna maksiat.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait
