Terkait sarana penunjang, saat ini baru tersedia tiga kamar mandi untuk siswa laki-laki dan tiga untuk perempuan, dengan total 63 siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan.
“Ini menjadi salah satu catatan kami. Penataan ruang, terutama pemisahan berdasarkan jenis kelamin, perlu segera dibenahi. Kami akan segera mengoordinasikannya dengan pihak terkait,” ujarnya.
Untuk tenaga pengajar, saat ini tersedia 13 orang, termasuk satu guru Pendidikan Agama Islam. Selain itu, telah hadir pula tenaga kependidikan seperti bendahara, administrasi, operator, juru masak, dan petugas kebersihan yang mendukung kelancaran kegiatan operasional sekolah.
Yang membedakan Sekolah Rakyat dari lembaga pendidikan formal lainnya adalah kurikulum yang diterapkan. Sekolah ini menggunakan pendekatan Meme (multi-entry dan multi-exit), memungkinkan siswa mengikuti proses pendidikan berdasarkan kesiapan dan perkembangan masing-masing, bukan dalam pola seragam.
“Pemerintah Kota akan terus mendukung agar Sekolah Rakyat tidak hanya hadir sebagai gedung, tetapi juga sebagai ruang belajar yang layak dan bermartabat. Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Dinas Sosial untuk memastikan pemenuhan sarana dan prasarana secara berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait