JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan risiko global baru yang harus diwaspadai karena dapat mengancam pemulihan ekonomi Indonesia.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kinerja yang positif hingga April 2022. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus 24 kali. Meski demikian, Menkeu mewanti-wanti agar Indonesia tetap waspada karena masih ada risiko baru yang membayangi kondisi ekonomi global, termasuk Indonesia.
"Meskipun pemulihan ekonomi di Indonesia berjalan, kita lihat dari sisi global muncul risiko baru yang harus kita waspadai terutama dalam bentuk kenaikan harga komoditas yang meningkat cepat dan ekstrim," ungkap Sri Mulyani, dalam Talkshow Neraca Komoditas, Senin (30/5/2022).
Dia menjelaskan, kenaikan harga komoditas ini menguntungkan bagi Indonesia karena memberikan dampak positif untuk ekspor komoditas. Namun di sisi lain, kenaikan harga yang ekstrim mendorong inflasi di level global terutama negara maju, yang diikuti pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris.
"Artinya, interest rate akan naik dan likuiditas akan ketat. Hal ini perlu diwaspadai dalam implikasinya terhadap momentum pertumbuhan ekonomi global," kata Sri Mulyani. Di sisi lain, lanjutnya, China saat ini masih berjuang melawan pandemi Covid-19.
Kebijakan pembatasan kegiatan menyebabkan ekonomi negara ini terguncang sehingga berdampak pula pada ekonomi global. Tak hanya itu, konflik Rusia-Ukraina yang belum mereda juga harus diantisipasi karena menyebabkan disrupsi suplai komoditas.
Sanksi ekonomi yang saling dilempar negara Barat dan Rusia juga membuat harga komoditas melonjak ekstrim terutama komoditas pangan dan energi.
"Menghadapi perubahan ekonomi dunia dan dinamika risiko yang bergerak cepat, kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan merespons kebijakan secara cepat dan tepat," ujar Menkeu.
Editor : Miftahudin