9 Hari Jalan Kaki, Pekerja Asal Cirebon–Indramayu Selamat dari Banjir Aceh
KOTA CIREBON, iNewsCirebon.id - Perjuangan hidup luar biasa dilakukan empat pekerja asal Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu saat banjir dan longsor menerjang Aceh. Demi menyelamatkan diri, mereka berjalan kaki selama sembilan hari delapan malam menembus hutan dan medan ekstrem hingga akhirnya berhasil keluar dari lokasi bencana dan pulang ke kampung halaman.
Keempat pekerja tersebut adalah Udin dan Abdur Rachmat Dahlan asal Kelurahan Kalijaga, Kota Cirebon, serta Heru Apriangga dan Tedi Kurniawan dari Kabupaten Indramayu. Mereka bekerja sebagai buruh bangunan di Aceh sebelum bencana besar melanda wilayah tempat mereka bekerja.
Saat banjir bandang dan longsor memutus akses jalan dan komunikasi, keempat pekerja itu tidak memiliki pilihan selain meninggalkan lokasi dan berjalan kaki mencari jalan keluar. Mereka menyusuri hutan, sungai, dan perbukitan dengan kondisi fisik yang semakin melemah.
Selama perjalanan panjang tersebut, mereka hanya mengandalkan makanan seadanya, bahkan beberapa kali harus menahan lapar. Untuk minum, mereka memanfaatkan air dari alam dengan segala keterbatasan. Medan licin, cuaca buruk, dan rasa lelah menjadi tantangan berat yang harus dihadapi setiap hari.
Namun, semangat untuk bertahan hidup dan kembali ke keluarga membuat mereka terus melangkah, meski nyaris putus asa.
Setelah sembilan hari berjalan kaki, mereka akhirnya berhasil mencapai wilayah yang lebih aman dan mendapatkan bantuan. Proses evakuasi kemudian dibantu oleh TNI, yang memfasilitasi perjalanan mereka dari Lhokseumawe menuju Medan sebelum dipulangkan ke Pulau Jawa.
Pada Jumat (12/12/2025), keempat pekerja tersebut tiba di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, dan disambut oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, George Edwin Sugiarto, yang membantu proses kepulangan mereka ke daerah asal.
Dua pekerja dipulangkan ke Kota Cirebon dan dua lainnya ke Kabupaten Indramayu. Kepulangan mereka disambut haru oleh keluarga yang sebelumnya diliputi kekhawatiran akibat sulitnya komunikasi selama bencana terjadi.
Udin mengaku perjalanan berjalan kaki selama berhari-hari itu menjadi pengalaman paling berat dalam hidupnya. Ia menyampaikan rasa syukur karena masih diberi keselamatan dan dapat kembali berkumpul bersama keluarga.
Perjalanan kaki sejauh berhari-hari di tengah bencana Aceh ini menjadi gambaran nyata ketangguhan dan daya juang para pekerja perantau. Kisah mereka menjadi pengingat bahwa di balik setiap bencana, ada perjuangan manusia melawan alam demi mempertahankan hidup.
Editor : Rebecca