get app
inews
Aa Read Next : Dlugdag Tradisi Pukul Bedug Serentak di 3 Keraton Cirebon, Pertanda Masuknya Bulan Suci Ramadan

Rahardjo Djali Menggelar Djumenengan Secara Tertutup , Akui sebagai Sultan Aloeda II

Kamis, 19 Agustus 2021 | 19:20 WIB
header img
Rahardjo Djali Gelar Djumenengan Secara Tertutup dan Saat Ini Menyandang Gelar Sultan Mahmud Samsudin Aloeda Akhsani (Foto : Istimewa)

CIREBON, iNews.id - Mengaku sudah di kukuhkan oleh Dewan Palungguhan dan Kiyai sepuh, Rahardjo Djali yang sebelumnya menobatkan diri sebagai Polmah Keraton Kasepuhan Cirebon, kini sudah menjadi Sultan Sepuh dengan gelar Sultan Mahmud Samsudin Aloeda Akhsani, Rabu (18/8/2021).

Dalam konfrensi pers yang diselenggarakan di umah kulon (salah satu bangunan di komplek Kraton Kasepuhan). Patih Sepuh (versi Raharjo Djali), Pangeran Panji Jaya Prawirakusuma mengklaim dirinya adalah dzuriyah (keturunan) Sunan Gunung Jati dari Sultan Sepuh ke XI (Sultan Sepuh Djamaluddin Aloeda Tajularipin Rajanatadiningrat).

"Yang mengkukuhkan adalah Dewan Palungguhan dan para Kiyai sepuh, bukan mengangkat sendiri," ujar Pangeran Panji, Kamis (19/8/2021).

Dikatakan Panji, dalam pelaksanaan Djumenengan ada beberapa pepakem yang dilaksanakan yakni keris dan payung, yang mana dua benda ini mempunyai filosofi harus mengayomi masyarakat.

Sementara itu, Raharjo Djali mengaku dirinya sudah mendapatkan dukungan dari anggota keluarga dan Kiyai sepuh yang ada di Cirebon, untuk itu dirinya pun siap mengemban amanah sebagai Sultan Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

"Sudah ada bukti dukungan dari keluarga dan para Kiyai sepuh yang ada di Cirebon," katanya.

Disinggung mengenai kenapa pelaksanaan Djumenengan dilaksanakan di umah kulon, bukan di bangsal prabayaksa, Rahardjo Djali mengatakan umah kulon adalah rumah pusaka dan tempat tinggal dari Sultan Sepuh XI sampai menghembuskan nafas terakhirnya. 

"Setelah menikahi nenek saya (Nyai mas Rukiah), umah kulon ini adalah tempat yang sakral bagi kami, makanya kami melaksanakan Djumenengan di umah kulon ini," tandasnya.

Rahardjo juga mengatakan, Djumenengan yang dilaksanakan pihaknya ini memang sengaja tidak mengundang banyak orang hanya keluarga dan kerabat dekat Keraton saja, dikarenakan situasi pandemi yang memang belum berakhir.

"Kalau ucapan selamat sudah ada dari pihak keraton Jogja yang juga datang langsung ke Cirebon untuk menyampaikan selamat kepada kami setelah prosesi Djumenengan," katanya.

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut