get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengintip Ritual Jamasan di Balik Dinding Keraton Kasepuhan Cirebon

Tradisi Bubur Suro di Keraton Kasepuhan Cirebon, Simbol Syukur dan Warisan Spiritualitas

Senin, 07 Juli 2025 | 18:31 WIB
header img
Sejumlah warga di lingkungan keraton Kasepuhan, menggelar tradisi surowanan di Masjid Sang Cipta Rasa. Foto : Rian Subekti

CIREBON, iNewsCirebon.is – Suasana sakral menyelimuti halaman Keraton Kasepuhan Cirebon. Warga dari berbagai penjuru, tokoh adat, hingga anggota keluarga besar keraton berkumpul dalam satu momen kebersamaan: tradisi tahunan bubur suro atau surowanan.

 

Sejak pagi, aroma khas bubur yang dimasak secara gotong royong menyambut para tamu yang berdatangan. Tradisi yang sudah mengakar kuat di lingkungan Keraton Kasepuhan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur yang kaya akan makna budaya dan religiusitas.

 

Doa-doa dipanjatkan khidmat di bawah komando Kyai Jumhur, Penghulu Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Dalam keterangannya, Kyai Jumhur mengisahkan bahwa bubur suro adalah cerminan dari kehidupan masyarakat masa lampau—hidup dalam keterbatasan, namun penuh rasa syukur.

 

 “Bubur ini dibuat dari bahan-bahan seadanya. Dulu, orang-orang hidup sederhana, tapi selalu bersyukur. Ini bukan sekadar makanan, tapi simbol semangat kebersamaan dan kesederhanaan,” ujarnya.Senin (7/7/2025) 

Ia juga menegaskan bahwa tradisi ini memiliki akar kuat dalam nilai-nilai Islam. “Tidak ada yang bertentangan di dalamnya. Justru ada doa, sedekah, dan ungkapan syukur. Kita mendoakan para leluhur dan memohon keselamatan bersama,” tambahnya, seraya berharap generasi muda tak melupakan jejak-jejak spiritual ini.

 

Di tengah keramaian, kehadiran Pangeran Irwan Herlambang mewakili keluarga besar Keraton Kasepuhan menambah khidmat suasana. Ia menyampaikan bahwa bubur suro lebih dari sekadar warisan budaya—ia adalah ruang spiritual tempat masyarakat Cirebon memperkuat identitas dan rasa kebersamaan.

 “Kami sangat mendukung pelestarian tradisi ini. Bubur suro adalah perwujudan kearifan lokal yang menyatukan budaya dan spiritualitas. Ini perlu dirawat agar tetap hidup di tengah masyarakat,” tuturnya.

Puluhan porsi bubur kemudian dibagikan kepada masyarakat dan jamaah yang hadir, sebagai simbol berbagi dan kebersamaan. Tradisi ini tidak hanya menjaga warisan leluhur tetap menyala, tetapi juga menjadi pengingat bahwa di tengah zaman yang terus berubah, nilai-nilai kesederhanaan dan spiritualitas tetap menjadi fondasi yang tak boleh tergantikan.

 

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut