Penderitaan Cantika tak cukup sampai di situ. Ternyata dia juga bertemu orang terdekat di tempat pijatnya.
“Nggak tahunya sepupu aku juga langganan. Selama ini aku nggak pernah ketemu sampai aku dibooking sama dia,” ujarnya.
Sama seperti sang paman, sepupunya itu bukannya melarang atau meminta keluar dari pekerjaannya malah meminta melayaninya. Begitu juga bila bertemu atau ada acara keluarga, sepupunya selalu curi-curi waktu agar bisa berdua dengannya dan melayani syahwatnya.
Apa yang diperbuatnya masih terjadi hingga saat ini, bahkan saat sepupunya telah menikah masih meminta Cantika untuk melayani nafsunya. Sebagai perempuan lemah dia hanya pasrah dan menerima apa yang dialaminya.
Dia belum berencana berhenti dari terapis karena masih membutuhkan uang yang cukup besar untuk membantu keluarganya. Namun, dia juga telah meminta kepada kawan-kawannya dan bosnya untuk dipindahkan ke cabang lain.
“Kalau bisa pindah ke cabang luar kota. Jangan lagi di Jakarta biar nggak ketemu sama saudara lagi,” ucapnya.
Editor : Miftahudin