Noemie Kurta memaparkan, media sosial rentan praktik perdagangan manusia. sebanyak 70 persen korban perdagangan manusia dijerat media sosial. Banyak yang tidak menyadari, bahwa mereka tekah menjdi korban perdagangan manusia. Ketidaktahuan mereka tersebut salah satunya karena faktor iming-iming atau bujuk rayu.
“Nah oleh karena itu, penting adanya penyebarluasan informasi atau bekal pengetahuan kepada anak muda, terutama kaum perempuan, tentang perdagangan manusia, yang sangat berbahaya, apalagi kalau kita tidak tahu dan jadi Korban,” ujar Noemie pada minggu (19/2/2023) .
Ia menambahkan, human trafficking tidak melulu berupa pelacuran. Bisa juga dalam bentuk kerja paksa. Pengguna media sosial harus waspada jika ada orang atau pihak yang menawarkan pekerjaan dengan gaji tinggi, tetapi jenis pekerjaan maupun lokasinya tidak jelas.
“Setelah pekerjaan itu korban terima, pelaku akan menyita KTP, paspor, dan dokumen lain milik korban dan ini merupakan tanda-tanda yang sangat jelas, tentang adanya praktik human trafficking,” ucap Noemie Kurta.
Sementara itu Trigo Neo Starden mengatakan, penyebarluasan informasi tentang human trafficking bisa melalui media sosial dan media massa.
“Nah tentu melalui pemberitaan, kepedulian masyarakat terhadap pencegahan dan bahaya human trafficking akan terungkap,” ucapnya.
Terkait Human Trafficking Hj Fifi Sofiah selaku Ketua KPAID Kabupaten Cirebon juga menghimbau agar selalu waspada terhadap berbagai tawaran pekerjan baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam bentuk apapun.
“Karena potensi perdagangan manusia terutama perempuan sangat besar jangan kan ke luar negeri di dalam negeri pun bisa saja terjadi dengan iming - iming tertentu, orang tuq harus waspada, jangan lengah, terus ke anaknya yang perempuan juga harus waspada juga,” tutur Hj Fifi.
Lebih lanjut Hj Fifi juga menuturkan, semua pihak, terutama pemerintah, memiliki tanggung jawab untuk menekan dan menanggulangi baik perdagangan manusia maupun kekerasan serta pelecehan seksual terhadap anak. Pihaknya juga kerap menerima aduan laporan tentang kekerasan dan kebencian seksual terhadap anak.
"Kita harus bantu ini, jangan sampai anak - anak yang belum mengerti malah jadi korban," tukas Hj Fifi.
Editor : Miftahudin