Dari sekian banyak pembicaraan, pada dasarnya keluarga almarhum Herman menegaskan dan mengingatkan, agar Tiko tak berbicara macam-macam lagi saat wawancara dengan media.
Sebab jika ia tetap menceritakan kisah-kisah masa lalunya yang berkaitan dengan Pak Herman, pihak keluarga besar tersebut mengancam akan menuntut.
"Dan menuntut juga yang berani menayangkan hal itu!" sambungnya.
Semua Informasi yang dibagikan sebagai bentuk klarifikasi ini benar adanya karena sebagai cucu pertama sekaligus kandung dari Pak Herman mengetahui apa yang terjadi saat itu.
"Saya saksi hidup, saya ada di kondisi itu. Saya bukan ngarang, karena saya ada di kondisi itu," tukasnya.
Peristiwa itu terjadi saat Tiko masih kelas 2 SD. Menurutnya, usia Tiko terlalu dini untuk mengetahui segala masalah dan mengingatnya.
"Sebaiknya Tiko itu jawab saja tidak tahu atau jawab berdasarkan cerita mamanya, bukan bercerita seolah-olah dia saksi hidupnya, saat itu kan dia baru kelas 2 SD kalau tidak salah," ujarnya.
Itulah rentetan klarifikasi dari keluarga ayah Tiko, almarhum Herman Moedji Susanto yang mengungkap sekian banyak fakta.
Editor : Miftahudin