JAKARTA, iNewsCirebon.id - Usai kisah Tiko viral, kali ini giliran keluarga ayah Tiko berikan klarifikasi mengungkap fakta mengejutkan yang sebenarnya.
Keluarga almarhum Herman Moedji Susanto yang sering disebut sebagai ayah Tiko akhirnya buka suara usai beredarnya kabar yang menghiasi layar kaca dan media sosial. Mereka merasa cukup terganggu dengan berbagi cerita dan statement Tiko yang dianggap cukup menyudutkan almarhum Herman.
Melansir dari kanal YouTube Pratiwi Noviyanthi, Jumat (6/1/2023) pihak keluarga ayah Tiko membeberkan berbagai fakta kebenaran dari kisah hubungan antara almarhum Herman dan Ibu Eny.
Cucu pertama pak Herman Moedji Susanto bernama Ika menyebut keluarga besar keberatan dengan foto kakeknya di share hingga viral.
"Saya nggak suka, dia ngeshare foto eyang saya, mungkin dia tidak tau cerita, di satu sisi kayak sok tau," ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan tidak terima dengan cerita Tiko yang seolah-olah ayahnya meninggalkan keluarganya hingga membuat ibunya depresi.
"Paham semua tentang kehidupan masa lalu, seolah olah inilah orannya (eyang kami) kabur meninggalkan dia dan mamanya selama kurang lebih 12 tahun dirumah tanpa listrik dan air," ujarnya.
Ika juga menyebutkan bahwa keluarga besar tidak suka pernyataan itu, lantaran mengingat almarhum sudah meninggal dari 2015 lalu.
"Toh itu sudah almarhum dari 2015 masih dipajang pajang fotonya, sebut kabur tak ada kabar beritanya orang dia sudah meninggal," ucapnya.
Secara tegas Ika menyebutkan bahwa eyangnya itu telah diusir sehingga akhirnya pergi meninggalkan rumah itu.
"Orang mamanya yang usir eyang saya dari rumah, seandainya mungkin berita itu benar, kita tidak sejauh ini mengotak atik si Tiko, yang kita punya urusan ini dia sudah menceritakan hal yang tidak benar, itu saja," tegasnya.
Lebih lanjut pada saat bersamaan, seseorang bernama Uri Muji Astuti yang disebut sebagai anak pertama dari Herman Muji Susanto dengan istri pertamanya mengatakan bahwa ia pernah bertemu Ibu Eny dan ayahnya pada tahun 2006, pada saat bertemu, ia melihat ayahnya sedang dalam keadaan sakit dan seperti tidak terurus.
"Ayah tidak lagi diurus oleh istrinya, yang urus pembantu padahal saat itu sedang sakit. Waktu saya tanya ibu Eny sebagai istrinya, dia malah marah-marah," ungkap Uri.
Keluarga besar pun tidak mau disalahkan akan kondisi Tiko dan Ibu Eny sekarang seperti yang telah ada di berbagai pemberitaan. Pasalnya mereka menganggap bahwa ayahnya ketika bercerai dari ibu Eny telah meninggalkan rumah dan perusahaan.
"Bukan salah almarhum Herman, pas cerai itu rumah mewah dan perusahaan juga sudah ditinggalkan untuk ibu Eny, lalu kalau sekarang kondisinya begini salah siapa, kenapa ngga bisa ngolahnya. Ayah saya keluar rumah juga ngga bawa apa-apa. Dia memang balik ambil beberapa barang saja yang punya dia, bukan 70 persen barangnya diambil seperti yang disebut-sebut," ceritanya lebih lanjut.
Tak hanya itu, melalui sambungan telepon, Uri akhirnya bercerita bahwa Tiko bukanlah anak kandung dari Ibu Eny dan ayahnya. Melainkan Tiko adalah anak dari hubungan gelap sahabat dari ayahnya yang dititip dan dirawat sejak bayi oleh Ibu Eny dan ayahnya.
“Intinya si Tiko itu bukan anak kandung dari Pak Herman dan Ibu Eny, dia ini hanya anak yang diasuh dari kecil akibat kecelakaan dari keluarga temannya eyang. Karena dari bayi sudah dirawat, jadi seperti anak sendiri,” ungkap cucu almarhum Herman, menegaskan.
Dari sekian banyak pembicaraan, pada dasarnya keluarga almarhum Herman menegaskan dan mengingatkan, agar Tiko tak berbicara macam-macam lagi saat wawancara dengan media.
Sebab jika ia tetap menceritakan kisah-kisah masa lalunya yang berkaitan dengan Pak Herman, pihak keluarga besar tersebut mengancam akan menuntut.
"Dan menuntut juga yang berani menayangkan hal itu!" sambungnya.
Semua Informasi yang dibagikan sebagai bentuk klarifikasi ini benar adanya karena sebagai cucu pertama sekaligus kandung dari Pak Herman mengetahui apa yang terjadi saat itu.
"Saya saksi hidup, saya ada di kondisi itu. Saya bukan ngarang, karena saya ada di kondisi itu," tukasnya.
Peristiwa itu terjadi saat Tiko masih kelas 2 SD. Menurutnya, usia Tiko terlalu dini untuk mengetahui segala masalah dan mengingatnya.
"Sebaiknya Tiko itu jawab saja tidak tahu atau jawab berdasarkan cerita mamanya, bukan bercerita seolah-olah dia saksi hidupnya, saat itu kan dia baru kelas 2 SD kalau tidak salah," ujarnya.
Itulah rentetan klarifikasi dari keluarga ayah Tiko, almarhum Herman Moedji Susanto yang mengungkap sekian banyak fakta.
Editor : Miftahudin