BEKASI, iNewsCirebon.id - Penipuan berkedok paranormal yang dilakukan seorang dukun bernama Abah Ending di Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi terbongkar warga dan dilaporkan ke Polres Metro Bekasi, Senin ( 18/10/2022).
Salah satu korban berinisial W (54) mengaku awalnya percaya dengan ritual yang dilakukan Abah Ending. Namun, belakangan dia menyadari dukun itu malah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
"Pelecehan pak sama dukun, kejadiannya awalnya mau dibersihkan diri, dan diiming-imingi supaya dapat rezeki, setelah itu saya diperbuat pelecehan pak," ujar W, Selasa (18/10/2022).
Awalnya W mendapat informasi Abah Ending mampu memberikan solusi permasalahan keuangan yang dihadapinya. Dalam praktiknya, Ending juga menjadwalkan pertemuan untuk para pasien di rumahnya 3 kali dalam satu pekan yang disebut pengkajian.
"Itu setiap malam Senin, Rabu dan Jumat ada pengkajian di rumahnya. Dia (pelaku) ngomongnya mau bersihin diri saya supaya rezeki itu gampang, dia bilang gitu karena badan saya banyak kotor katanya," ujar W.
Hal senada juga diungkapkan SA (61) warga Kabupaten Karawang yang sudah lama menjadi pengikut ajaran Ending. Selain dilecehkan dia juga merasa ditipu.
Setiap kali hadir dalam pengkajian dia wajib menyerahkan uang sebesar Rp350.000 untuk membeli hewan kurban, sebagai bagian upaya menyucikan diri.
"Awalnya dia sempat minta kurban kambing satu ekor itu Rp350.000, ada yang 3, bahkan sampai ada yang 7 ekor, kalau ditotal ada yang sampai 15 juta duitnya," kata SA.
SA juga mendapatkan perlakuan tak senonoh saat ritual bersih diri. Ketika itu dia diminta telanjang dan kemaluannya disentuh.
"Setelah pengkajian, jam 1 tolong naik ke atas nginap kata dia, saya di lantai 3 terus diminta telanjang," ujar SA.
Meski sudah melakukan semua ritual itu, rezeki yang dijanjikan tak kunjung datang. Sedangkan dia telah menanggung malu lantaran perbuatan cabul dukun itu.
"Pas lama-lama, apa yang dibicarakan dijanjiin itu nggak pernah terjadi pak, katanya ada uang masuk ke rekening tanpa diduga-duga, tapi sampai saiki nggak ada itu, bohong semua," ujarnya.
SA menduga masih banyak korban lain yang mendapatkan perlakuan sama seperti yang dialaminya. Pasalnya Ending sudah melakukan praktik tersebut sejak tahun 2010.
"Saya kira mungkin begitu banyak, karena dianjurkan yang nginap kayak saya juga banyak, kalau jemaah itu kurang lebih ada 50 orang," katanya.
Editor : Miftahudin