SEMARANG, iNewsCirebon.id – Seorang dokter anestesi di Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban penganiayaan oleh seorang oknum dosen.
Selain melakukan kekerasan terhadap dokter perempuan tersebut, pelaku juga menendang pintu ruang bersalin hingga mengalami kerusakan.
Peristiwa ini menjadi viral di media sosial, khususnya di TikTok dan Instagram.
Dalam video yang beredar pada Senin (8/9/2025), tampak seorang pria memarahi dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada seorang perempuan yang diketahui adalah dokter.
Belakangan diketahui, pria tersebut merupakan dosen dari Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Rektor II Unissula, Dedi Rusdi, membenarkan bahwa insiden itu melibatkan sivitas akademika Unissula.
Ia menyatakan bahwa pihak kampus sudah melakukan koordinasi dan pertemuan dengan manajemen rumah sakit.
“Persoalan ini telah diselesaikan pada Jumat siang, 5 September 2025, oleh pimpinan rumah sakit,” ujar Dedi.
“Antara Saudara Dias, dokter Astra, dan bidan yang bertugas telah saling memaafkan. Pada prinsipnya, semua pihak sudah menyelesaikan masalah ini secara baik-baik,” tambahnya.
Di sisi lain, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Tengah, dr. Telogo Wismo, menyampaikan keprihatinan atas insiden tersebut.
Ia menyatakan bahwa IDI siap memberikan pendampingan hukum kepada tenaga medis jika kasus ini berlanjut ke jalur hukum.
“Kasus pemukulan, penganiayaan, atau ancaman terhadap dokter yang sedang menjalankan tugas semakin sering terjadi. Ini sangat memprihatinkan,” ujar Telogo.
Ia juga menyesalkan masih adanya tindakan kekerasan terhadap tenaga medis di fasilitas kesehatan.
Menurutnya, masyarakat semestinya bisa lebih menahan diri karena rumah sakit adalah tempat untuk mencari pertolongan, bukan meluapkan emosi.
IDI Jawa Tengah telah menugaskan tim bantuan hukum untuk menelusuri lebih lanjut kasus ini.
Namun, Telogo menegaskan bahwa penanganan awal tetap berada di bawah kewenangan pihak rumah sakit karena kejadian terjadi di dalam lingkungan rumah sakit.
“IDI berkewajiban melindungi para anggotanya agar insiden serupa tidak terjadi lagi. Jika dokter bekerja dalam tekanan dan rasa takut, tentu akan berdampak pada kualitas pelayanan,” jelasnya.
“Apalagi jika melihat video kejadian tersebut, tampak ada tenaga kesehatan yang sampai menjerit ketakutan,” tukasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait