Dengan sigap, Polisi menggerebek rumah Ooi dan menyita sejumlah barang bukti berupa perangkat yang selama ini ia gunakan.
Secara sadar, ia mengakui semua pelanggarannya selama penyelidikan, dan menjelaskan modus operandinya secara rinci.
Dia mengatakan dia tahu para korban akan khawatir dan terhina jika mereka tahu dia bukan seorang wanita.
Tidak ada bukti bahwa Ooi mengedarkan gambar atau video tersebut. Namun, ada tujuh korban lain yang dia coba tipu tetapi tidak berhasil melakukannya.
Wakil Jaksa Penuntut Umum R Arvindren menuntut minimal 44 bulan penjara. Dia mengatakan telah banyak korban dan kasus itu telah berlangsung lama.
“Ooi mulai merencanakan pada 2016 dan melakukan pelanggaran antara 2018 dan 2021,” ujar Arvindren.
“Dia mengeksploitasi kepercayaan yang dimiliki para korban pada dokter, yang pada dasarnya adalah tipu muslihat telemedicine,” ungkap dia.
“Skema ini sangat dipercaya sehingga hanya satu korban yang melakukan pemeriksaan latar belakang dan hanya setelah dia jatuh ke dalam skema tersebut,” papar Arvindren.
Pengacara Ooi, Lee Terk Yang dari Flint & Battery mengatakan kliennya telah kehilangan pekerjaan, teman-temannya, dan calon tunangannya.
"Prinsipnya dia telah kehilangan segalanya," ujar Lee.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait