“Angkot di Cirebon tidak demo seperti di daerah lain. Tetapi, sopir meminta penyesuaian tarif, kata Yuyun di kantor Organda.
Diungkapkan dia, kenaikan harga BBM memang berat. Sebab, selama ini usaha angkot sudah susah sejak zaman covid-19. Tapi, karena ini kebijakan nasional, jadi tidak bisa berbuat apa-apa.
“Jadi tarif sementara ini adalah kesepakatan sopir angkot, juga perhitungan-perhitungan, untuk sementara ini sampai dengan tarif dari pemerintah daerah,” tukasnya.
Kami harap masyarakat memaklumi. Tarif sementara ini, sambil menunggu keputusan walikota,” imbuh dia.
Di tempat yang sama, Sekretaris DPD Organda Kota dan Kabupaten Cirebon, Karsono menambahkan, tarif sementara ini disepakati agar tidak ada pemogokan ataupun demo.
Daripada mogok, kita akomodir apa yang menjadi aspirasi dari para sopir dan pengusaha angkot. Kami tidak ada demo dan mogok operasi. Kami tidak menyarankan,"tegas dia.
Karsono mengaku, sebenarnya tidak sepakat dengan adanya kenaikan harga BBM. Tetapi, dalam kondisi sekarang tidak bisa apa-apa.
Apalagi, ini kenaikan tertinggi BBM, sebelumnya tidak pernah sampai ada rentang harga yang begitu jauh.
"Dari pada terjadi pemogokan, ini nanti repot semua. Kami harap masyarakat mau memahami ini," tandasnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait