JAKARTA, iNews.id - Beban APBN semakin meningkat, pemerintah terpaksa mengambil langka menaikan harga BBM.
Terhitung pemerintah memerlukan tambahan anggaran sekitar Rp198 triliun jika BBM tidak naik, mengingat subsidi energi yang digelontorkan sudah mencapai Rp502 triliun.
Kenaikan harga BBM sudah kerap terjadi di Indonesia di setiap periode kepemimpinan presiden. Hanya Presiden BJ Habibie yang tidak menaikkan harga BBM karena hanya memimpin selama 18 bulan.
Dihimpun dari berbagai sumber oleh MPI, berikut beragam perubahan harga BBM bersubsidi pada setiap masa kepemimpinan Presiden RI, dari zaman Soekarno hingga Jokowi.
1. Presiden Soekarno Pada masa pemerintahan Soekarno terjadi tiga kali perubahan harga BBM. Awalnya pada 22 November 1965 ditetapkan harga BBM jenis premium menjadi Rp0,3 dan solar Rp 0,2. Dua bulan kemudian, pada 3 Januari 1966, pemerintah menaikkan harga Premium menjadi Rp1 dan solar Rp0,2. Dan ketiga kalinya berlaku pada 27 Januari 1966 ketika pemerintah melakukan penyesuaian harga Premium dan menurunkannya menjadi Rp0,5, sedangkan solar menjadi Rp0,4. 2.
2.Presiden Soeharto Dalam 30 tahun kepemimpinannya BBM bersubsidi mengalami 20 kali perubahan meskipun perubahan harga premium dan solar tidak diberlakukan secara serentak. Berikut catatan perubahan harga BBM yang diberlakukan semasa kepemimpinan Soeharto: - 3 Agustus 1967 Premium Rp4 dan solar Rp3,5 - 25 April 1968: Premium Rp16 dan solar Rp12,5 - 1 Juni 1970: Premium Rp25 dan solar Rp12,5 - 1 April 1972 Premium Rp35 dan solar Rp14 - 1 April 1973 Premium Rp41 - Solar Rp16 - 22 April 1974 Premium Rp46 dan solar Rp19 - 1 April 1975: Premium Rp57 dan solar Rp22 - 1 April 1976: Premium Rp70 dan solar Rp25 - 5 April 1979: Premium Rp100 dan solar Rp35 - 1 Mei 1980: Premium Rp150 dan solar Rp52,5 - 4 Januari 1982: Premium Rp240 dan solar Rp85 - 7 Januari 1983: Premium Rp320 dan solar Rp145 - 12 Januari 1984: Premium Rp350 dan solar Rp220 - 1 April 1985: Premium Rp385 - Solar Rp242 - 10 Juli 1986: Premium Rp385 dan solar Rp200 - 24 Mei 1990: Premium Rp450 dan solar Rp245 - 11 Juli 1991: Premium Rp550 dan solar Rp300 - 8 Januari 1993: Premium Rp700 dan solar Rp380 - 5 Mei 1998: Premium Rp1.200 dan solar Rp600 - 16 Mei 1998: Premium Rp1.000 dan solar Rp550
3. Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur Selama dua tahun kepemimpinan Gus Dur perubahan harga BBM terjadi sebanyak enam kali dengan perubahan harga solar lebih sering terjadi. Berikut rinciannya: - 1 Oktober 2000: Premium Rp1.150 dan solar Rp600 - 1 April 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp990 - 1 Mei 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp1.150 - 1 Juni 2001: Premium Rp1.150 dan solar Rp1.285 - 16 Juni 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp900 - 1 Juli 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.250 Diketahui kenaikan tertinggi pada Premium sebesar 20,7% dan solar sekitar 39,3%.
4. Presiden Megawati Soekarnoputri Dalam tiga tahun kepemimpinannya Megawati melakukan 15 kali penyesuaian harga. Dua kali melakukan penurunan harga Premium, dan enam kali menurunkan harga solar. Berikut rinciannya : - 1 Agustus 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.190 - 1 September 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp955 - 1 Oktober 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp1.000 - -1 November 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp945 - 1 Desember 2001: Premium Rp1.450 dan solar Rp900 - 17 Januari 2002: Premium Rp1.550 dan solar Rp1.150 - 1 April 2002: Premium Rp1.600dan solar Rp1.250 - 3 Mei 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.400 - 1 Juli 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.350 - 1 Agustus 2002: Premium Rp1.735 dan solar Rp1.325 - 1 September 2002: Premium Rp1.690 dan solar Rp1.360 - 1 Oktober 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.440 - 1 Nopember 2002: Premium Rp1.750 dan solar Rp1.550 - 2 Januari 2003: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.890 - 21 Januari 2003: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.650.
5. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Selama dua kali masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tercatat harga BBM bersubsidi berubah sebanyak delapan kali. Dari beragam perubahan tersebut SBY tercatat sebagai Presiden yang empat kali menaikkan harga Premium, dan menurunkannya sebanyak tiga kali. Untuk solar, SBY empat kali menaikkannya, dan menurunkannya sebanyak dua kali. Berikut rinciannya: - 1 November 2004: Premium Rp1.810 dan solar Rp1.650 - 1 Maret 2005: Premium Rp2.400 dan solar Rp2.100 - 1 Oktober 2005: Premium Rp4.500 dan solar Rp4.300 - 24 Mei 2008: Premium Rp6.000 dan solar Rp5.500 - 1 Desember 2008: Premium Rp5.500 dan solar Rp5.500 - 15 Desember 2008: Premium Rp5.000 dan solar Rp4.800 - 15 Januari 2009: Premium Rp4.500 dan solar Rp4.500 - 22 Juni 2013: Premium Rp6.500 dan solar Rp5.500
6. Presiden Joko Widodo Diawal masa pimpinannya Presiden Jokowi harus membuat keputusan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Bahkan Jokowi menjadi presiden pertama RI yang menyampaikan sendiri informasi ini kepada publik. Tak hanya itu, Jokowi juga menjadi presiden pertama yang mengeluarkan kebijakan untuk menghapus subsidi untuk BBM jenis Premium hingga membuat bensin tersebut menghilang dari pasaran. Kondisi ini akhirnya membuat Premium tak lagi dijual Pertamina, dan BBM jenis Pertalite ditetapkan sebagai BBM Khusus Penugasan (JBKP), yang berhak untuk mendapatkan subsidi.
Berikut rincian perubahan harga BBM pada masa kepemimpinan Jokowi : - 18 November 2014: Premium Rp8.500 dan solar Rp7.250 - 1 Januari 2015 Premium Rp7.600 dan solar Rp7.250 disertai kebijakan Jokowi mencabut subsidi premium. Subsidi solar menjadi tetap Rp1.000 - 19 Januari 2015 berlaku dua harga yaitu Bali Madura Premium Rp6.900 dan solar Rp6.400 Luar Bali Madura Premium Rp6.700 dan solar Rp6.400 - 1 Maret 2015 kembali berlaku satu harga nasional: Premium Rp6.800 dan solar Rp6.400 -28 Maret 2015: Premium Rp7.300 dan solar Rp6.900 - 5 Januari 2016 Kembali berlaku dua harga yaitu Jawa, Madura, Bali (Jamali): Premium Rp7.050 dan Solar Rp5.650. Di luar Jamali: Premium Rp6.950 dan Solar Rp5.650 - 1 April 2016: Jamali Premium Rp6.550 dan solar Rp5.150. Di luar Jamali: Premium Rp6.450 - solar Rp5.150 - 10 Oktober 2018: Jamali Premium Rp7.000 dan solar Rp5.150. Luar Jamali Premium Rp6.900 dan solar Rp5.150. Namun, kebijakan ini dibatalkan satu jam setelah diumumkan. Kemudian Pertalite ditetapkan sebagai BBM bersubsidi. - 1 April 2022: Pertalite Rp7.650 dan solar Rp5.150 - 3 September 2022: Pertalite Rp10 ribu dan solar Rp6.800
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait