KABUPATEN CIREBON, iNewsCirebon.id - Penegasan Pimpinan Pesantren Buntet KH. Adib Rofiuddin Izza yang memberikan dukungan kepada Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo sekaligus merupakan klarifikasi dan bantahan langsung terhadap klaim sepihak dari kubu TPN Prabowo Gibran.
Sebelumnya, ketika pasangan Prabowo Gibran mengumumkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) tercamtum nama pimpinan Pesantren Buntet yang kharismatik dari Cirebon tersebut.
“Saya kenal beliau, banyak kalangan, juga saya meragukan klaim sepihak tersebut, karena beliau orang yang taat konstitusi,” tegas Direktur Eksekutif Gerbang Informasi Pemerintahan (GIP) Miqdad Husein, Rabu (27/12/2023) saat dimintai tanggapannya mengenai klaim sepihak tersebut seperti yang viral di lini massa, ketika berkunjung ke At-Taqwa Centre Cirebon.
Saat itu banyak kalangan mempertanyakan kebenaran masuknya KH. Adib ke susunan TPN Prabowo Gibran. Masyarakat yang mengenal kapasitas dan krebilitas KH. Adib sangat meragukan keberpihakannya kepada pasangan nomor urut 2.
“Dan ternyata terbukti KH. Adib ternyata memberikan dukungan ke Ganjar Pranowo,” ujarya.
Pihaknya juga termasuk yang sejak awal meragukan kiprah KH. Adib di TPN Prabowo Gibran. Namun, seperti diakuinya, karena kesibukan masing-masing belum sempat saling tabayyun untuk mengecek kebenaran bergabungnya KH. Adib ke TPN Prabowo Gibran.
"Saya mengenal beliau sebagai seorang idealis dan memiliki kometmen moral tinggi. Beliau sangat dekat dengan Gus Dur. Karena itu sangat tidak mungkin beliau mendukung pasangan yang terbukti melanggar etika atau produk pelanggaran etika," ungkap Miqdad.
Menurut Miqdad, secara logika linear, seorang yang memiliki standardisasi moral tinggi apalagi berlatar belakangan pesantren, terasa aneh jika mendukung produk pelanggar etika. Unsur utama yang membentuk etika itu, adalah moral. Melabrak dan melanggar etika berarti tidak memiliki moral.
"Apa iya, tokoh agamawan yang konsisten pada ajaran agamanya akan mendukung produk pelanggar etika? Jika itu terjadi, sama saja dengan ikut melabrak etika dan moral," tegasnya lagi.
Seperti diketahui, sebagian besar tokoh agama yang telah mengetahui proses awal pasangan salah satu capres-cawapres yang berdasarkan keputusan Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) terbukti melanggar etika, mulai berpikir ulang mengevaluasi sikapnya. Para tokoh suci itu bahkan mulai bergerak mengajak dan berupaya menyelamatkan masyarakat agar tidak ikut membenarkan pelanggaran etika tersebut.
"Para tokoh agamawan kini berusaha keras menyelamatkan masyarakat agar tidak melakukan dosa masal, ikut-ikutan mendukung pelanggar etika," tegas Miqdad mengakhiri.
Editor : Miftahudin