CIREBON, iNewsCirebon.id - Fakta menarik wayang kulit salah satunya adalah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Mahakarya Dunia. Berasal dari tradisi kuno masyarakat Jawa, kini wayang kulit ditetapkan sebagai mahakarya yang diakui dunia dan tak ternilai harganya.
Di masyarakat Indonesia sendiri, pertunjukan wayang kulit biasanya dapat dilihat ketika pagelaran hajatan pernikahan ataupun tradisi lain yang bertujuan menghibur masyarakat. Disamping itu, wayang kulit mempunyai fakta menarik lainnya, lho.
Fakta Menarik Wayang Kulit
Sejarah Wayang Kulit, Bermula di Lingkungan Istana
Fakta menarik wayang kulit yang pertama adalah sejarah wayang kulit itu sendiri. Wayang kulit pada awalnya berkembang di lingkungan istana, terutama dalam masyarakat Jawa. Asal usul wayang dianggap telah lahir sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Kesenian tradisional khas Jawa ini lahir dari para cendekia nenek moyang suku Jawa di masa silam.
Pada masa itu, bentuk wayang kulit masih sangat sederhana, yaitu terbuat dari rerumputan yang diikat. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan berasal dari abad ke 2 Masehi.
Berasal dari Cerita Kuno
Wayang kulit terkenal dengan cerita kuno yang berasal dari tanah Jawa. Selama sepuluh abad, wayang tumbuh dan berkembang di Keraton Jawa dan Bali.
Kemudian setelahnya wayang menyebar ke pulau-pulau lain seperti Lombok, Madura, Sumatra, dan Kalimantan dengan gaya pertunjukan lokal dan musik yang telah berkembang mengikuti kekhasan daerah masing-masing.
Proses Pembuatan yang Unik
Proses pembuatan wayang kulit memang terbilang cukup rumit dan membutuhkan keahlian khusus. Pembuatan wayang kulit dimulai dengan memilih bahan dari kulit kerbau berkualitas, menggambar pola, memotong, menatah, dan diakhiri mengecatnya.
Untuk pembuatan wayang berukuran besar seperti Werkudara dan Gunungan membutuhkan waktu lebih dari seminggu lamanya.
Alur Cerita Wayang Kulit
Dalam alur ceritanya, lakon wayang memulai cerita dengan adegan raja yang bertahta di hadapan punggawa-punggawanya. Hal ini memberikan gambaran bahwa cita-cita setiap orangtua agar anaknya kelak menjadi raja besar di dunianya.
Dalam penyajiannya, lakon wayang menyiratkan tahapan dalam perjalanan tokoh-tokohnya mulai dari masa kelahiran, masa dewasa, dan masa kematiannya.
Editor : Sazili Mustofa