get app
inews
Aa Read Next : 6 Fakta Menarik Tari Sintren Cirebon, Terselip Pesan Kebaikan di Dalamnya

Mengungkap Sejarah, Syarat, dan Makna Gerakan Tari Sintren

Senin, 09 Oktober 2023 | 14:19 WIB
header img
Keunikan Tarian Sintren terletak pada gerakannya yang seakan diulang-ulang, tepatnya pada gerak duduk geleng kepala, gerak tangan ukelan, dan gerak malangkerik. Foto: Ist

CIREBON, iNewsCirebon.id - Salah satu kesenian tari yang ada di Cirebon adalah Tari Sintren. Keunikan Tarian Sintren terletak pada gerakannya yang seakan diulang-ulang, tepatnya pada gerak duduk geleng kepala, gerak tangan ukelan, dan gerak malangkerik. 

Gerakan yang berulang ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa ada roh yang menari dalam tubuh si penari. Biar lebih paham, yuk simak sejarah, syarat, dan makna dari Tari Sintren. 

Sejarah Tari Sintren 

Nama Sintren merupakan gabungan dari dua kata yaitu sin dan tren, yang dalam bahasa Jawa merupakan sebuah ungkapan panggilan yang memiliki arti dia. Sedangkan kata tren berasal dari kata tri atau putri sehingga Sintren memiliki arti si putri atau sang penari. 

Tari tradisional khas Cirebon ini, berkembang di daerah pesisir pulau Jawa. Masyarakat Bojongsari Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, Kabupaten Pekalongan menyebutnya dengan tari Sintren labuh laut.

Munculnya Sintren berkaitan dengan sosok Seca Branti, seorang abdi Pangeran Diponegoro yang berhasil melarikan diri ke daerah Indramayu. Saat itu, Seca Branti kerap berkumpul dengan para pemuda untuk membacakan syair-syair perjuangan.

Hingga pada akhirnya Belanda mengetahui kegiatan tersebut dan kemudian melarangnya. Mereka hanya mengizinkan adanya kegiatan yang diisi dengan pesta, wanita penghibur, dan 
minuman keras.

Karena itu, para kelompok pemuda bersama Seca Branti menghadirkan wanita untuk menari di tengah-tengah mereka. Keberadaan penari wanita ini hanya untuk mengelabui Belanda. Padahal, kegiatan utamanya adalah tetap membaca syair-syair perjuangan.

Selain itu, pada masa Walisongo setelah ajaran IsIam masuk ke tanah Jawa, Tari Sintren dijadikan sebagai media dalam berdakwah oleh Walisongo. 

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut