get app
inews
Aa Read Next : Cirebon Dilanda Banjir: 20.000 Rumah di 9 Kecamatan Terendam, 83.000 Jiwa Terdampak

Keraton Kanoman Cirebon, Peninggalan Budaya Leluhur yang Tetap Terjaga

Jum'at, 27 Oktober 2023 | 10:23 WIB
header img
Keraton Kanoman Cirebon. Foto: Ist

CIREBON, iNewsCirebon.id - Keraton Kanoman Cirebon merupakan sebuah peninggalan bersejarah dari kerajaan Cirebon yang bangunannya masih bisa dikunjungi sampai saat ini.

Keraton Kanoman yang dibangun oleh Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya atau yang bisa dikenal dengan Sultan Anom I pada 1678 berada di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

Keraton Kanoman memiliki bangunan yang didalamnya menyimpan banyak benda benda bersejarah. Keraton ini juga memiliki banyak bangunan yang mempunyai berbagai fungsi yang berbeda, dengan banyaknya bangunan yang ada di Keraton Kanoman, Keraton ini memiliki luas sekitar 6 hekatare.

Sejarah Keraton Kanoman Cirebon

Sejarah Keraton Kanoman memiliki kaitan yang erat dari runtuhnya Kerajaan Cirebon yang dimulai pada 1666. Pada Saat itu yang berkuasa adalah Panembahan Ratu II atau Pangeran Rasmi, beliau adalah menantu dari Sultan Amangkurat I dari Mataram.

Sultan Amangkurat I meminta Panembahan Ratu II ke Surakarta dan memfitnahnya telah bersekongkol dengan kerajaan Banten untuk mencoba menjatuhkan kekuasaannya di Mataram.

Panembahan Ratu II itu diasingkan karena masalah itu dan pada akhirnya wafat di Surakarta pada 1667. Peristiwa ini mengakibatkan kekosongan kekuasaan dalam Kerajaan Cirebon yang akhirnya diambil alih oleh kerajaan Mataram.

Pengambilan kekuasaan secara sepihak dari kerajaan mataram ini memicu amarah Sultan Ageng Tirtayasa, raja Banten yang memiliki hubungan saudara dengan Cirebon. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian memutuskan untuk membebaskan dua putra Panembahan Ratu II, Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya dan Pangeran Martawijaya, yang saat itu diasingkan oleh Mataram.

Setelah itu terjadi konflik internal di Kesultanan Cirebon karena adanya perbedaan pendapat mengenai penerus kerajaan. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa memutuskan untuk membagi Kesultanan Cirebon menjadi tiga, yaitu Kesultanan Kanoman, Kesultanan Kasepuhan, dan Panembahan Cirebon. 

Kesultanan Kanoman dipimpin oleh Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya, Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh Pangeran Martawijaya, dan Pangeran Wangsakerta menjadi panembahan di Cirebon dan Pada 1678, Pangeran Muhamad Badrudin Kertawijaya menjadi Sultan Anom I.

Editor : Sazili Mustofa

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut