Kesultanan Cirebon adalah salah satu Korban Kolonialisme Belanda melalui sistem Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berdampak Rusaknya Tatanan kehidupan, peradaban dan karakteristik bangsa Indonesia hingga sekarang.
Kesultanan Kasepuhan Cirebon adalah warisan leluhur kami, Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati sebagai pendiri sampai dengan Sultan Sepuh IV Djaenidin Amir Sena dan Sultan Sepuh V Shofiuddin Matangaji. Masih kuat dengan Prinsip dan sistem Kesultanan Cirebon sebagai Kerajaan Islam.
VOC Atas dasar Kerjasama Dagang dengan Kesultanan Cirebon memulai peranan yang tidak semestinya sebagai mitra bahkan cenderung ikut campur dalam sistem Kesultanan yang bertolak belakang dengan Prinsip Sultan Sepuh V Shofiudin Matangaji sebagai Pemegang Kekuasaan Keraton Kasepuhan saat itu.
Sehingga beliau Keluar dari Keraton Kasepuhan untuk menyusun kekuatan dan melakukan Gerilya melakukan Perlawanan untuk mengusir Kolonialisme hingga akhirnya meninggal 1768 M. https://www.wikiwand.com/id/Kesultanan_Kasepuhan.
Pada Tahun 1768-1811 M, Pangeran Jayawikarta menjadi buronan VOC. Beliau Pewaris tahta dan berhak menggantikan Sultan Sepuh V. Karena kuatnya campur tangan Pemerintah Hindia Belanda saat itu mengangkat Volmacht Sultan Kasepuhan yaitu Raden Chasanudin menantu dari Sultan Sepuh IV Djaenidin Amir Sena. Ini awal intervensi pemerintah Hindia Belanda merusak tatanan Pemerintahan Kesultanan Kasepuhan dan mewariskan sistem itu hingga saat ini.
Editor : Miftahudin