JAKARTA, iNewsCirebon.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dan Mak Beti rela antri untuk memborong kayu di pasar tradisional Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga. Kayu tersebut dikabarkan beromzet ratusan juta rupiah per bulannya.
Banyak netizen penasaran akan keberadaan kayu yang dibeli oleh Sandiaga Uno dan Mak Beti seperti dalam unggahan akun Snack Video @JEFRIt61565, Kamis (29/12/2022).
Sandiaga Uno borong kayu di Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga. Foto: tangkapan layar Snack Video @JEFRIt61565
Lantaran dalam unggahannya menyebutkan "Pak Menteri keget cuman jualan kayu tapi omsetnya ratusan juta setiap bulan, Mak Beti dan Pak Menteri rela antri bareng warga kampung juga loh,"
Ternyata, kayu yang dibeli oleh Pak Menteri dan Mak Beti merupakan alat transaksi dengan nilai tukar Rp2000 per keping ketika kita ingin berbelanja di area wisata kuliner alam bernama Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga.
Sandiaga Uno dan Mak Beti kunjungi Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga. Foto: Facebook Pasar Tradisional Paloh Naga
Pasar Kuliner Tradisional ini terletak di dalam Wisata Sawah Paloh Naga yang berlokasi di Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Deliserdang.
Tempat Wisata Sawah Paloh Naga dapat ditempuh dengan jarak sekitar 30 kilometer atau menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dari pusat kota.
Tarif yang dikenakan pun tak menguras kantong, cukup dengan membayar Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10 ribu untuk mobil, pengunjung dapat bebas masuk lokasi wisata.
Setelah masuk ke dalam lokasi, pengunjung akan melihat deretan penjual yang menjajakan aneka kuliner tradisional seperti cenil, serabi, pecal, nasi bakar, getuk, hingga aneka minuman segar seperti kopi tubruk, kopi Gayo, dan lainnya.
Kuliner di Pasar Tradisional Paloh Naga. Foto: Facebook Pasar Tradisional Paloh Naga
Jangan khawatir, harga makanan tradisional disini terbilang cukup murah. Rata-rata makanan ditukar dengan 3-5 kayu atau seharga Rp 6 ribu-Rp 10 ribu per item, sama halnya dengan minuman dijual dengan 2-3 kayu atau seharga Rp 6 ribu-Rp 10 ribu.
Setelah membeli makanan yang disukai, para pengunjung dapat bebas memilih tempat di pondok-pondok sambil menikmati pemandangan hamparan sawah dengan semilir angin berhembus.
Pondok-pondok tempat makan di tengah hamparan sawah. Foto: Facebook Pasar Tradisional Paloh Naga
Nah, sekarang terjawab sudah keberadaan kayu yang beromzet ratusan juta per bulan bukan? Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga dapat menjadi destinasi wisata Anda selanjutnya.
Editor : Miftahudin