PURWAKARTA, iNewsCirebon.id - Ditengah gugatan cerai, Dedi Mulyadi justru mendapat banyak banyak simpati masyarakat, salah satunya dari Nani, janda beranak tiga ini yang memeluk erat kang Dedi sapaan akrab Dedi Mulyadi.
Nani memeluk Kang Dedi bukan karena memiliki hubungan khusus, melainkan ungkapan haru dan terima kasih karena telah dibantu memperbaiki tempat tinggalnya yang sudah tidak layak huni.
Kang Dedi sengaja datang ke rumah Nani di Kampung Nagrog, Desa Kertamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, karena tahu perempuan paruh baya tersebut hidup serba kekurangan.
Jangankan memperbaiki rumah, untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja, Nani kesulitan. Akibatnya, kondisi rumah Nani yang ditinggali bersama tiga anaknya, nyaris roboh.
Kondisi itu terjadi setelah suami Nani meninggal dunia akibat sakit beberapa tahun lalu. Sedangkan anak sulung Nani yang sudah dewasa berusia 20 tahun, tak memiliki pekerjaan.
Pertemuan antara Kang Dedi dengan Nani terjadi berawal saat Wakil Ketua Komivi IV DPR menyempatkan diri berkeliling melihat kondisi rumah warga sebelum berangkat ke Jakarta.
“Sebelum pergi memimpin rapat di DPR, kita jalan-jalan menyusuri rumah warga,” kata Kang Dedi dalam rilis resmi yang diterima iNews.id.
Saat menyusuri permukiman warga, Kang Dedi melihat satu rumah semipermanen yang kondisinya hampir roboh dan tidak layak huni. Rumah tersebut dihuni oleh Nani dan tiga anaknya. Sementara, Suhanta, suami Nani, telah meninggal dunia karena sakit.
Prihatin dengan kondisi keluarga Nani, Kang Dedi pun singgah. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu pun menasihati anak sulung Nani yang tak mau bekerja dan hanya bermalas-malasan di rumah.
“Kerja itu bukan hanya di pabrik. Bisa kuli tembok, bertani, kuli panggul, apa saja. Jangan ada kalimat enggak ada,” ujar Kang Dedi.
Kang Dedi lantas meminta anak sulung Nani membantu mengangkat barang-barang di rumah untuk dikeluarkan. Sebab rumah tersebut akan dirobohkan dan dibangun kembali agar layak huni.
Sejumlah anak-anak baru pulang sekolah yang menghampiri Kang Dedi langsung diminta untuk membantu mengosongkan rumah. Anak-anak pun dengan riang membantu mengeluarkan sejumlah perabot dari dalam rumah. “Ini bagian dari pendidikan gotong royong,” ujarnya.
Setelah bagian dalam rumah kosong pembongkaran pun dimulai. Kang Dedi Mulyadi dengan cekatan langsung naik ke bagian atap untuk membongkar genting. “Rumah janda hampir roboh sedangkan anak bujangnya males. Hari ini kita robohkan dan mulai bangun,” tutur Kang Dedi.
Bagi Kang Dedi apapun yang terjadi saat ini tak menjadi halangan untuk bermanfaat untuk orang lain. Dia akan terus bekerja dan berusaha membahagiakan masyarakat.
Editor : Miftahudin