get app
inews
Aa
Read Next : DPR dan Pemerintah Setujui Masa Jabatan Kades Menjadi 8 Tahun Maksimal 2 Periode

Dedi Kampleng : Pemerintah Turun Tangan Selesaikan Konflik Kraton Kasepuhan, Jangan Adu Domba Rakyat

Minggu, 17 Oktober 2021 | 21:00 WIB
header img
Seniman Cirebon, Dedi Setiawan yang dikenal dengan nama Dedi Kampleng Prihatin terhadap konflik Kraton Kasepuhan (Foto : Istimewa)

KOTA CIREBON, iNews.id - Konflik yang terjadi di Kraton Kasepuhan Cirebon, mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan.

Banyak masyarakat berpendapatan kalau Pemerintah dari tingkat Kota hingga Pusat diminta untuk turun tangan untuk mengatasi permasalah yang sampai saat ini belum menemui titik terang.

Terlebih kondisi sekarang ini ada dualisme kepemimpinan di Dalam Kraton yang menjadi saksi sejarah perkembangan Agama Islam di Cirebon dan sekitarnya ini.

Seperti yang diungkapkan Dedi Setiawan, dirinya meminta kepada Pemerintah baik Kota, Provinsi dan Pusat untuk segera turun tangan menyelesaikan konflik yang terjadi di Kraton Kasepuhan.

Jika Pemerintah masih beranggapan konflik yang terjadi di dalam Kraton Kasepuhan ini adalah masalah keluarga, itu sama halnya mengadu domba masyarakat.

"Jangan sampai menunggu kerusakan cagar budaya yang selama ini kita jaga bersama rusak dulu, atau ada pertumpahan darah baru turun tangan," ujar seniman yang akrab disapa Dedi Kampleng, saat dikonfirmasi melalui sembungan telepon selulernya, Minggu (17/10/2021).

Kampleng juga mengatakan, kalau memang ada proses hukum yang sedang berjalan terlebih sudah masuk masa persidangan, dirinya meminta ketegasan dari aparat keamanan untuk bisa mengosongkan terlebih dahulu Kraton Kasepuhan (status quo).

"Pengosongan ini dalam rangka upaya penyelamatan cagar budaya, karena walau bagaimana pun cagar budaya itu dilindungi oleh Pemerintah, saya sih khawatir kalau tidak dikosongkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti hilangnya benda benda cagar budaya," katanya.

Disinggung mengenai fakta sejarah, Kampleng meyakinkan kalau trah Kraton Kasepuhan sudah selesai di jaman Sultan Sepuh ke X yakni Sultan Matangaji. Karena Sultan Matangaji tidak memiliki keturunan, jadi setelah Pangeran Matangaji tidak ada lagi yang merupakan trah keturunan Sunan Gunung Jati.

 

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut