get app
inews
Aa Read Next : Kisah Hubungan Sedarah, Ayah dan Putrinya Saling Suka Gegara Lama Tidak Bertemu hingga Miliki Anak

Babad Tanah Jawi: Kisah Cinta Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul (1)

Senin, 20 Juni 2022 | 17:37 WIB
header img
Kisah Cinta Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul. (Foto: doc. iNews.id).

JAKARTA, iNews.id - Kisah Babad Tanah Jawi ketika Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama, seorang Raja Mataram pertama, putra dari Ki Ageng Pamanahan kasmaran dengan kecantikan Nyi Roro Kidul.

Kisah prahara itu berawal ketika ia berdiri di Segoro Kidul atau Laut Selatan. Lalu mendadak muncul angin puting beliung bercampur hujan deras. Badai itu mendatangkan suara mengerikan.

Gelombang setinggi gunung bergulung-gulung membuat pohon-pohon di pantai seketika ambruk. Air laut menjadi panas mendidih. Tak ayal, ikan-ikan mati menggelepar. Banyak juga ikan yang meloncat ke daratan, namun tetap juga menemui ajal lantaran menghantam batu karang.

Mengapa huru-hara ini terjadi? Seperti dikutip dari MNC Portal Indonesia, hal itu tak lain merupakan dampak dari kekuatan doa yang dipanjatkan Panembahan Senopati kepada Yang Maha Kuasa. 

Prahara itu tak urung mengejutkan penguasa kerajaan laut selatan, seorang ratu cantik jelita, Nyi Roro Kidul atau Kanjeng Ratu Kidul. 

Dia pun membatin, “Selama hidupku, belum pernah aku menyaksikan laut seperti ini. Kenapa ini? Apa kena gara-gara, apa karena matahari jatuh, atau apa mau kiamat,” kata Roro Kidul, disarikan dari buku ‘Babad Tanah Jawi: Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647’ yang ditulis sejarawan Belanda WL Olthof.

Olthof menerjemahkan, mahakarya sastra Jawa berupa tembang macapat ‘Babad Tanah Jawi’ yang mengisahkan tentang Mataram dan isinya serta silsilah raja-raja Jawa. Induk Babad Tanah Jawi mula-mula ditulis oleh Carik Tumenggung Tirtowiguno atas perintah Pakubowono III dan telah beredar pada 1788.

Johannes Jacobus Meinsma lantas menerbitkan versi prosa dari induk tersebut pada pada 1874 yang dikerjakan Ngabehi Kertapraja. Karya Meinsma direproduksi oleh WL Olthof pada 1941. Namun, menurut Merle Calvin Ricklefs, versi Meinsma dianggap bukan sumber utama untuk riset sejarah. 

Editor : Miftahudin

Follow Berita iNews Cirebon di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut