get app
inews
Aa Text
Read Next : Mantan Tukang Becak Asal Cirebon yang Sukses Jadi Juragan Garam, Raup Untung Rp400 Juta per Bulan

Mengeluh ke Moeldoko, Petani Garam Berharap Ada Harga Eceran Tertinggi

Jum'at, 08 Oktober 2021 | 11:58 WIB
header img
Petani garam sampaikan keluhan ke KSP Moeldoko (Foto : Dede Kurniawan)

KABUPATEN CIREBON, iNews.id - Puluhan petani garam yang ada di Kabupaten Cirebon menyampaikan keluh kesahnya kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Dalam kunjungan yang dilakukan Moeldoko di desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jumat (8/10/2021).

Seperti yang diungkapkan Ismail Marzuki, anjlok nya harga garam sekarang ini yang dirasakan oleh petani garam, dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah dampak impor garam yang dilakukan oleh Pemerintah. Terlebih saat ini tidak ada Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk garam.

"Kami berharap Pemerintah bisa menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk garam, karna kami sendiri pernah merasakan harga garam dibawah Rp 1.00, untuk biaya produksi saja tidak mencukupi," ujar Ismail.

Dikatakan Ismail, berharap adanya kebijakan impor garam bisa dilakukan manakala stok garam lokal memang tidak ada sama sekali, namun kalau kondisi stok garam lokal melimpah, hendaknya pemerintah bisa menunda impor garam.

"Kami petani garam juga siap bekerjasama dengan industri dan mampu untuk memproduksi garam industri, asalkan kami juga bisa di fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, seperti plastik hitam yang digunakan di tambak garam," katanya.

Lebih lanjut, Ismail mengatakan, petani garam di Cirebon saat ini merasa kesulitan untuk bisa memproduksi garam standar industri lantaran biaya operasional untuk pembuatan garam industri ini cukup mahal, salah satu contohnya adalah penggunaan plastik hitam yang harganya pergulung bisa mencapai Rp 5 juta, sedangkan kebutuhan untuk 1 hektar lahan garam membutuhkan 12 hingga 15 gulung plastik geomembran.

"Ada yang lebih murah namun kualitas nya tidak tahan lama," tandasnya.

Selain permasalahan yang ada, ditambahkan Ismail, petani garam di desanya ini juga dihadapi pada situasi alam yang kian tidak bersahabat seperti dampak abrasi air laut yang kian hari makin memperihatinkan.

"Abrasi yang terjadi beberapa tahun ke belakang juga menjadi kendala kami dalam memproduksi garam, semoga dengan kehadiran KSP bisa menjawab permasalahan yang petani garam hadapi sehingga kedepan petani garam bisa kembali berjaya," tambahnya.

 

Editor : Miftahudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut