Keluarga Pinner berharap agar dia diberi semua hak tawanan perang sesuai Konvensi Jenewa, termasuk perwakilan hukum independen penuh.
"Kami sangat berharap semua pihak akan segera bekerja sama untuk memastikan pembebasan atau pertukaran Shaun dengan aman," katanya.
Inggris menyebut keputusan pengadilan itu sebagai "penghakiman palsu". Inggris mengutuk otoritas proksi Rusia di Donbas atas apa yang disebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap konvensi Jenewa.
Keluarga Pinner mengatakan dia merupakan anggota sah tentara Ukraina setelah tinggal di negara itu selama empat tahun terakhir.
"Keluarga kami termasuk putranya dan istri, sangat mencintai dan merindukannya. Hati kami tertuju kepada semua keluarga yang terlibat dalam situasi yang mengerikan ini," kata pernyataan itu.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait