JAKARTA, iNewsCirebon.id – Aktor senior Diding Boneng (75) membagikan kronologi memilukan saat rumah bersejarahnya di kawasan Matraman Dalam 2, Jakarta Pusat, ambruk. Meski rumah tersebut kini tinggal puing, ada rentetan kejadian dramatis yang mewarnai detik-detik sebelum bangunan itu rubuh pada Minggu, 28 Desember 2025.
1. Sinyal Bahaya Usai Hujan (Pukul 19.00 - 19.30 WIB)
Bencana ini tidak terjadi saat hujan deras mengguyur, melainkan sesaat setelah hujan reda. Sekitar pukul 19.30 WIB atau tepat setelah waktu Isya, kondisi rumah mulai tidak stabil. Saat itu, salah satu anak Boneng sedang tertidur di dalam kamar dan tiba-tiba terbangun karena mendengar suara ganjil.
"Anak saya lagi tidur, hampir ketiban. Dia curiga karena mendengar suara 'kretek-kretek' dari atas dindingnya," kenang Boneng. Firasat buruk itu membuat sang anak langsung lari keluar rumah.
2. Kejar-kejaran dengan Reruntuhan
Proses ambruknya rumah terjadi secara bertahap namun cepat. Saat anak Boneng berusaha menyelamatkan diri, material bangunan seolah mengejarnya dari belakang.
"Begitu dia lari keluar, jatuh (materialnya). Dia lari ke belakang, bagian belakang jatuh. Jadi dia lari, jatuh, lari lagi, jatuh lagi di belakangnya," cerita Boneng menggambarkan betapa tipisnya jarak antara sang anak dengan maut.
3. Kedatangan Boneng dan Isak Tangis Keluarga
Diding Boneng sendiri sedang tidak berada di lokasi saat kejadian. Ia baru tiba di rumah sekitar 20 menit setelah bangunan itu ambruk. Pemandangan pilu menyambutnya; rumah hancur dan adik-adiknya sudah dalam kondisi histeris.
"Begitu saya pulang, sudah lewat 20 menitan kejadiannya. Adik-adik saya sudah pada nangis saja saat saya datang. Saya tanya kenapa, mereka bilang rumah roboh," tuturnya.
4. Penanganan Darurat oleh Pengurus Lingkungan
Tak lama setelah kejadian, adik laki-laki Boneng segera melapor ke Ketua RT setempat. Respon cepat diberikan oleh pihak RT dan RW yang langsung turun tangan mengamankan lokasi malam itu juga.
5. Mengungsi dan Proses Pemulihan
Akibat kondisi rumah yang sudah tidak mungkin ditinggali, Boneng beserta keluarganya kini terpaksa mengungsi ke Kantor RW 08 Pegangsaan, Menteng. Meski merasa bersalah karena lalai merenovasi bangunan yang sudah lapuk dimakan usia, Boneng bersyukur karena seluruh anggota keluarganya selamat tanpa luka sedikit pun.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
