“Kita akan kejar pertumbuhan secepat dan seoptimal mungkin. Tapi kalau Anda tanya apakah bisa langsung besok terjadi, ya tentu saja tidak realistis. Kalau saya jawab bisa, berarti saya sedang menipu,” tegasnya.
Purbaya turut menyinggung lambatnya belanja pemerintah di awal 2025 yang berdampak negatif pada laju ekonomi nasional. Ia menilai efisiensi anggaran yang terjadi justru membuat pertumbuhan belanja pemerintah mengalami kontraksi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal I 2025, konsumsi pemerintah tumbuh negatif sebesar -1,38 persen (year-on-year).
Sementara pada kuartal II 2025, meski terjadi kenaikan 21,05 persen dibanding kuartal sebelumnya, secara tahunan tetap tercatat negatif -0,33 persen dibanding 2024.
“Kalau kita lihat dua triwulan terakhir, pertumbuhan belanja pemerintah itu negatif. Apakah karena efisiensi atau hal lain, saya belum bisa pastikan. Tapi jelas ini berdampak pada perlambatan ekonomi,” jelas Purbaya.
Sebagai Menteri Keuangan yang baru dilantik, ia berkomitmen membenahi postur fiskal agar lebih sehat dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi melalui belanja yang tepat sasaran.
“Kita ingin fiskal yang sehat tapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Kalau fiskalnya sehat tapi tidak dibelanjakan, ekonomi juga tidak bergerak. Akhirnya bisa runtuh,” tutupnya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait