Cerita menjadi semakin menarik ketika muncul karakter lain yang juga bisa melihat garis tersebut menggunakan kacamata khusus, hingga akhirnya kasus pembunuhan misterius yang berkaitan dengan S Line diselidiki oleh detektif Ji Wook.
Tren S Line kemudian menyebar di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang mengunggah foto dengan efek garis merah di atas kepala, sekadar ikut-ikutan atau untuk lucu-lucuan. Namun, tren ini menuai pro dan kontra.
Kekhawatiran muncul karena dalam konteks drama, garis merah itu menunjukkan aib—yakni tanda bahwa seseorang pernah melakukan hubungan badan.
Beberapa pihak menilai, tren ini bisa berdampak negatif terhadap persepsi masyarakat, terutama terhadap perempuan.
Mereka khawatir, jika seorang wanita mengunggah foto dengan garis merah, ia bisa langsung dicap buruk, meski kenyataannya belum tentu demikian.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa tren ini secara tidak langsung bisa menormalisasi pergaulan bebas atau hubungan di luar nikah di mata generasi muda.
Inilah yang menjadi sumber perdebatan. Bagi sebagian orang, S Line hanya tren visual dari drama Korea. Namun bagi yang menentangnya, tren ini berpotensi merendahkan martabat perempuan dan mendorong nilai-nilai yang bertentangan dengan norma sosial dan agama.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait