KOTA CIREBON, iNews.is – Sejumlah pelajar dan seniman muda dari berbagai latar belakang unjuk karya dalam Pameran INTER-AKSI yang resmi dibuka pada Selasa, 20 Mei 2025 di Galeri Gramedia, Grage Mall Cirebon. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Mikayla Sheryl Griyanda, pelajar asal Cirebon yang tidak hanya memamerkan dua karya lukis penuh makna, tetapi juga tampil memainkan musik biola saat pembukaan acara.
Pameran yang digelar hingga 30 Juni 2025 ini menjadi wadah bagi puluhan nama muda, termasuk Sheryl, untuk mengekspresikan gagasan dan keresahan mereka melalui media seni rupa. “Saya sangat bersyukur dan merasa terhormat bisa ambil bagian dalam pameran ini. Ini pengalaman pertama saya memamerkan karya di ruang publik dan rasanya sangat berkesan,” ujar Sheryl dengan penuh semangat.
Sheryl memamerkan dua lukisan yang masing-masing membawa pesan mendalam. Lukisan pertama berjudul Bipolar, menampilkan wajah seorang gadis dengan ekspresi cemas dan sedih. “Karya ini saya buat untuk menggambarkan dinamika emosi remaja yang sering tersembunyi dari pandangan luar. Warna-warna gelap saya pilih untuk menekankan tekanan batin yang nyata,” jelasnya.
Karya keduanya bertajuk Forced Marriage, menghadirkan bunga-bunga merah muda di antara semak hijau. Tampak indah di permukaan, lukisan ini menyimpan kritik sosial terhadap praktik pernikahan paksa yang masih terjadi. “Bunga yang belum mekar menjadi simbol masa depan yang direnggut sebelum waktunya,” tambah Sheryl.
Selain dunia visual, Sheryl juga menunjukkan kemampuan bermusiknya lewat penampilan biola yang ia bawakan di hari pembukaan. “Awalnya cukup menegangkan, tapi saya sangat senang bisa mengekspresikan diri lewat dua media seni yang saya cintai,” katanya. “Saya ingin menciptakan suasana yang mendalam dan menyentuh, selaras dengan semangat pameran ini.”
Menurut Sheryl, acara seperti INTER-AKSI sangat penting bagi pelajar dan generasi muda di Cirebon. “Ini bukan sekadar pameran, tapi ruang bagi kami untuk menunjukkan karya, menyampaikan suara, dan dihargai sebagai seniman muda. Saya merasa sangat termotivasi dan berharap makin banyak kegiatan serupa yang memberi ruang bagi kami.”
Apresiasi terhadap keterlibatan aktif pelajar juga datang dari Sekretaris PGRI Kota Cirebon, Eka Novianto. Ia menyampaikan bahwa potensi pelajar dalam bidang seni perlu mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak, terutama pemerintah.
“Melihat pelajar seperti Sheryl dan teman-temannya tampil di ruang publik dengan karya yang kuat secara estetika maupun pesan sosial, kami sangat bangga. Ini bukti bahwa pelajar Cirebon memiliki bakat luar biasa. Pemerintah harus memberi dukungan lebih konkret agar ruang-ruang ekspresi seperti ini bisa terus berkelanjutan,” ujar Eka.
Pameran INTER-AKSI digagas oleh komunitas seni Se-Kat dan Colour Skye Art Studio, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Gramedia dan Dinas Kebudayaan setempat. Acara ini diikuti oleh puluhan nama muda seperti Alden Sapta Watulandi, Nayla Adrisa Mahiswari, Azumi, Hendri Ardian, dan lainnya.
Menutup wawancara, Sheryl menyampaikan harapannya sebagai pelajar dan seniman muda. “Saya ingin terus berkarya, mendalami seni rupa dan musik, serta menginspirasi teman-teman sebaya agar tak ragu bersuara melalui karya mereka. Kita semua punya cerita dan isu penting untuk disampaikan.”
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait