Perwujudan Penari Perempuan Menuju Kesucian
Kesenian Sintren memiliki makna seorang perempuan yang sedang menari seorang diri dan dipengaruhi oleh kekuatan magis. Hal tersebut merupakan kebiasaan turun temurun yang memiliki pesan kebaikan untuk manusia.
Sejarah mencatat bahwa tari Sintren Cirebon bermula dari percintaan Raden Sulandono dan Sulasih dari desa Kalisalak. Hanya saja kisah percintaan mereka tidak berjalan mulus karena orang tua Raden Sulandono tidak merestui hubungan keduanya.
Sebagai Pengiring Sajak Perjuangan Melawan Penjajah
Tarian Sintren awalnya merupakan sebuah kesenian sajak masyarakat Cirebon dan Indramayu untuk mengelabui tentara Belanda. Pada saat itu Pemerintah Belanda hanya mengizinkan kesenian yang tidak mengandung unsur perjuangan.
Akhirnya para pemuda bersepakat untuk mengelabui tentara Belanda dengan tetap melantunkan sajak perjuangan dengan Bahasa Daerah. Bahasa yang digunakan saat itu tidak dipahami Belanda dan menggunakan Perempuan sebagai sisi sarkastik melawan penjajah.
Penari Sintren Memiliki Persyaratan Khusus
Menjadi seorang penari Sintren, perempuan tersebut harus bersih dan suci dari sifat keduniawian. Sebelum menjalani lakon sebagai penari sintren perempuan tersebut diwajibkan untuk berpuasa terlebih dahulu.
Selain itu, penari diwajibkan menjauhi hal-hal yang akan menyebabkan perbuatan dosa. Hal ini bertujuan agar roh tidak mengalami kesulitan ketika masuk kedalam tubuh penari.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait