Keberadaan Goa sendiri, memerlukan waktu yang cukup lama. Diakuinya, dia sendiri yang membuat galian di Gawir, hingga akhirnya 'lahir' lah Goa milik 'pribadi.' itu.
"Nggak sekaligus. Tanah dari galian itu, saya gunakan untuk mengurug jalan yang ke arah sungai. Tadinya kan curam banget," kata dia.
Bagi yang ingin masuk, harus menundukkan badan lantaran mulut Goa itu memiliki ketinggian yang rendah. Begitu berada di dalam, orang yang masuk bisa berdiri tegak.
Namun, Goa tersebut bukan lah Goa yang dibuat oleh orang-orang terdahulu, apalagi manusia pra sejarah.
Yup, goa itu baru hadir setelah dibuat oleh Nuryana sekitar 7 tahun lalu.
Ditemukan di Majalengka
"Sekitar tujuh tahunan lalu," kata Nuryana, mengawali cerita ihwal kabar dirinya tinggal di dalam Goa.
"Jadi sebenarnya nggak tinggal di dalam Goa. Tapi memang setiap hari kami ke sini, karena ya punya ladang. Ini yang ditanami Kangkung ini, lahan saya. Dan saya dari kecil sudah terbiasa diajak ke sini sama ayah," kata dia, menanggapi kabar itu.
Keberadaan Goa sendiri, memerlukan waktu yang cukup lama. Diakuinya, dia sendiri yang membuat galian di Gawir, hingga akhirnya 'lahir' lah Goa milik 'pribadi.' itu.
"Nggak sekaligus. Tanah dari galian itu, saya gunakan untuk mengurug jalan yang ke arah sungai. Tadinya kan curam banget," kata dia.
"Selesai menggali, terus disemen gitu. Dan itu pun sama, nggak sekaligus. Ini panjangnya sekitar 10 meter, dan ada pintu keluar juga. Jadi lubangnya teh ada dua," tuturnya lebih lanjut.
Terkait tujuannya membuat Goa, Nuryana mengaku memang sengaja. Namun, tidak berati sengaja membuat Goa, melainkan hanya untuk berteduh, ketika capai atau turun hujan saat mengolah lahan miliknya.
"Buat neduh aja. Terus sekarang banyak yang nyebut Goa. Kalau pas ujan, neduh di dalam teh, enak. Nggak kaget sama petir juga. Ya di dalam juga bisa salat, karena kan
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait