Keadaan Ririn saat itu berubah-rubah menjadi dirinya dan pocong. Akhirnya pendaki lainnya memutuskan turun gunung dengan tujuan meminta pertolongan.
Singkat cerita, bapak Ririn menghubungi dan langsung menuju lokasi untuk membantu mencari Ririn yang hilang di Gunung Salak karena diusir oleh penunggu Gunung Salak yang tidak mau menerima pocong Ririn karena bukan makhluk halus yang mati.
Selama 7 hari berturut-turut mereka mencari Ririn dan tepat di hari terakhir Ririn ditemukan di atap permukiman warga sambil menangis.
"Gue datang ke kampung itu jam 11 malam. Pocongnya Ririn baru bisa ketangkep sebelum adzan Subuh. Susah juga nangkepnya butuh beberapa orang pinter sama ustaz," tulis Aria yang dikutip, Kamis (2/12/2021).
Merupakan sebuah keberuntungan Ririn ditemukan sebab mereka memang hanya punya waktu 7 hari mencari Ririn lalu membebaskannya sebelum akhirnya dia mati jika terlambat ditemukan.
Proses pelepasan mantel dari badan Ririn juga tidak mudah. Berulang kali kain kafan berubah menjadi mantel sampai akhirnya bisa dibuka dan dibakar.
"Pas dilepasin kainnya itu kain berubah jadi mantel lagi. Pocong itu kembali jadi Ririn lagi, tapi dia telanjang badannya kotor, bau busuk gitu," tulis pemandu yang saat itu masih berusia 17 tahun.
Selama mantel dibakar Ririn kerap merasakan panas di sekujur tubuhnya hingga dia lemas dan dirawat di rumah sakit selama 4 hari.
Tidak ada keterangan lebih lanjut apakah bapak Ririn akan berhenti bermain pesugihan sejak kejadian yang hampir merenggut nyawa anaknya.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait