JAKARTA, iNews.id - Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Anak dr I Made Gede Dwi Lingga Utama, Sp.A(K) memperingati masyarakat, khususnya yang lahir setelah 1980 bahwa mereka rentan kena cacar monyet. Benarkah?
Menurut dr Dwi Lingga, mereka yang lahir setelah 1980 dipastikan tidak menerima vaksin smallpox atau vaksin cacar. Sebab, di tahun tersebut dunia secara serentak memutuskan bahwa cacar sudah hilang dari muka bumi.
"Karena dinyatakan hilang, vaksin cacar atau vaksin smallpox ditiadakan sejak saat itu. Nah, mereka yang lahir setelah 1980 otomatis tidak menerima vaksin cacar dan itu kenapa kelompok ini rentan kena cacar monyet yang sekarang mewabah," kata dr Dwi Lingga di Live Instagram @idai_ig.
Makanya, di Inggris di awal-awal kasus kemunculan cacar monyet, ahli kesehatan dari negara tersebut mengeluarkan pernyataan bahwa ada kecurigaan tidak adanya kekebalan akan cacar di masa sekarang membuat cacar monyet merebak di luar negara non endemik.
Vaksin smallpox pun saat ini tidak tersedia. Meski begitu, kata Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Anak dr Irma Rezky Ratu, Sp.A(K), vaksin smallpox tengah diteliti ulang dan dikembangkan.
"Saat ini, vaksin smallpox tengah dikembangkan ulang dan diharapkan bisa menjadi jawaban atas wabah cacar monyet," tutur dr Irma.
Sementara itu, dr Dwi Lingga menjelaskan bahwa bukan hanya orang yang lahir setelah 1980 yang rentan terkena cacar monyet. Ada beberapa kelompok orang lainnya yang berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet. Siapa saja mereka?
1. Orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah
2. Orang yang tinggal di daerah endemik cacar monyet, seperti di negara-negara Afrika.
3. Orang yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang bisa menularkan virus cacar monyet, seperti kera, tupai, dan tikus tertentu.
4. Pemburu hewan yang tinggal di benua Afrika.
5. Orang yang bepergian ke negara yang melaporkan adanya kasus cacar monyet. Artinya, bukan hanya mereka yang baru dari Afrika, juga negara non endemik yang melaporkan kasus monkeypox.
Editor : Miftahudin