Padahal, Marsda TNI Ian Santosa datang untuk berkoordinasi dengan Komandan Interfet Mayjen Peter Cosgrove. Sontak, prajurit Paskhas langsung bereaksi keras dan murka melihat aksi tentaran Australia.
Mereka pun juga menodongkan senjata kepada tentara Interfet. Paskhas juga bersiap-siap meledakkan granat ke arah tentara Australia jika berani menyentuh pimpinan mereka, Marsda TNI Ian Santosa.
Dalam buku biografi mantan Dankorpaskhas Marsma (Purn) Nanok Soeratno berjudul “Kisah Sejati Prajurit Paskhas” menyebutkan, saat insiden itu, Kapten Eka dan 15 anak buahnya berteriak sambil menahan emosi.
"Hei ini jenderal saya, panglima saya, keamanan di sini tanggung jawab saya," teriak Kapten Eka.
Kondisi sangat tegang. Pasukan Paskhas dan Interfet saling menodongkan senjatanya. Saat itu, siapa pun bisa lepas kendali lalu melepaskan tembakan.
Apalagi setiap personel yang mengawal Marsda Ian Santosa mengantongi dua sampai lima granat.
"Panggil panglima kamu ke sini," kata Kapten Eka kepada pasukan Interfet.
Saat itu, Kapten Eka mewanti-wanti setiap personel agar jangan sampai ada tembakan sebelum ada komando darinya. "Letusan pertama pada saya," teriaknya.
Meski Paskhas kalah jumlah personel dibandingkan dengan Interfet, mereka sepakat menjadikan granat sebagai senjata mematikan jika terjadi kontak senjata.
Pasukan Paskhas siap meledakkan granat itu ke tentara Australia dan bertempur habis-habisan.
Peristiwa itu menjadi salah satu bukti Kopaskhas TNI AU siap diterjunkan di segala medan untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI.
Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Paskhas siap diterjunkan di segala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, maupun laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI.
Diketahui, dalam sejarahnya, pasukan elite TNI AU ini bermula dari operasi penerjunan 13 anggota AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah pada 17 Oktober 1947. Ini merupakan operasi penerjunan tempur pertama di Indonesia.
Editor : Miftahudin