Untuk menutupi bisnisnya, panti ini juga menggangi nama massage menjadi coffee sehingga terlihat sebagai kedai kopi. Kaca ruko juga dibuat super gelap sehingga tidak terlihat dari luar.
Berdasarkan pantauan, pada lobi ruangan terdapat resepsionis dan seorang pegawai pria yang membantu membukakan pintu masuk dan keluar. Ada juga pintu penghubung antara lobi dan kafe. Kafe menjadi ruang tunggu tamu sebelum nantinya mengikuti layanan terapis.
Terdapat beberapa sofa dan beberapa meja bar yang menjual minuman beralkohol. Terapis berinisial D mengisahkan bila panti pijat ini memiliki beberapa cabang di luar Jakarta Barat seperti Alam Sutera, Tangerang dan Sunter, Jakarta Utara.
“Kalau di sini ada 10 kamar dengan 15 terapis. Kami buka dari pukul 10.30 - 22.30 WIB,” ujar D.
Terapis dari salah satu kota di Jawa Barat ini mengaku sudah 4 bulan bekerja di sini. Para terapis diberi kebebasan untuk tinggal di mes atau kos-kosan.
“Mungkin kalau di kos-kosan bisa sambil jual diri,” ujar dia.
Editor : Miftahudin